Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Jakarta K.H. Bukhori Sail At-Tahiri mengatakan bahwa hari raya merupakan momentum untuk saling berbagi dengan seluruh masyarakat agar virus intoleransi bisa ditekan.

Dia mengatakan, pada Idul Adha 1445 Hijriah, Masjid Istiqlal menerima hewan kurban dari sahabat non-muslim. Sementara itu, pembagian daging kurban diprioritaskan kepada masyarakat yang lemah secara ekonomi, apapun agamanya.

“Mereka yang terjaring untuk masuk (kelompok radikal), terkadang merasa lebih diperhatikan oleh sesama kelompoknya ketimbang masyarakat pada umumnya. Di sinilah pentingnya Idul Adha yang baru saja kita rayakan kemarin sebagai wadah saling berbagi antar-masyarakat, agar intensitas pengaruh kelompok intoleran bisa ditekan,” kata K.H. Bukhori dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, seluruh organisasi masyarakat dan lembaga keagamaan harus memperhatikan mereka yang dianggap rentan supaya tidak terlena mengikuti kelompok radikal. Salah satu caranya ialah dengan memberi bantuan ketika hari besar keagamaan.

Ibadah kurban, imbuh dia, merupakan salah satu cara untuk berkontribusi pada lingkup yang lebih luas, sekaligus membantu masyarakat sekitar mengakses sumber protein dari daging hewan yang dikurbankan.

“Salah satu hikmah Idul Kurban itu sebenarnya adalah untuk memberi kesejahteraan kepada masyarakat luas, sehingga bisa mengatasi gejala-gejala untuk menjadi eksklusif dan merasa tidak diperhatikan,” ujar K.H. Bukhori.

Di samping itu, Idul Adha juga diyakini dapat menjadi jembatan komunikasi umat lintas agama. Menurutnya, praktik ini memperkuat nilai toleransi antar-umat beragama di Indonesia.

“Mereka (yang non-muslim) juga kita bagikan (daging kurban) karena statusnya mereka adalah tetangga-tetangga kita yang memang berhak mendapatkan distribusi daging kurban tersebut. Selain membagikan, Masjid Istiqlal juga beberapa kali menerima bantuan atau hadiah berupa hewan kurban untuk disembelih saat Idul Adha. Ini menunjukkan cairnya hubungan antar-umat beragama di Indonesia,” katanya.

Ia berharap, praktik baik tersebut dapat dijaga dan didukung oleh semua pihak. Selain berdampak baik untuk keharmonisan, kata K.H. Bukhori, perayaan hari raya kurban juga dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

“Secara ekonomi juga, bayangkan distribusi hewan kurban ini di musim kurban, itu datang dari mana saja, bahkan ada sapi yang dari Bali dikirim hingga Jakarta. Di Jakarta pun dengan datangnya sapi itu berarti ekonomi hidup dan memberikan manfaat untuk banyak kalangan yang terlibat di dalamnya. Saya kira ini semua sangat positif. Mudah-mudahan, semua masyarakat, baik yang muslim atau pun lainnya di Indonesia, bisa mendapat manfaatnya,” ucapnya.

Baca juga: BNPT: Sekolah Damai upaya ciptakan pendidikan bersih dari intoleransi

Baca juga: Indonesia angkat isu literasi keagamaan lintas budaya di sidang PBB

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024