Beijing (ANTARA News) - Sebuah pengadilan di China timur Senin ini menjatuhkan vonis hukuman mati kepada seorang pria yang mengamuk di rumah sakit dan membunuh seorang dokter karena tidak puas dengan hasil operasi pada hidungnya.


Kasus Lian Enqing di provinsi makmur Zhejian ini menandai kesulitan dalam menangani kekerasan di sektor publik yang dilanda korupsi di mana rumah sakit dibanjiri pasien, sedangkan dokter-dokter dibayar murah.


Oktober lalu Lian (33) mencari dokter yang pernah merawatnya pada bagian Telinga, Hidung dan Tenggorakan di rumah sakit di kota Wenling.


Tak berhasil menemui si dokter, Lian menghunus pisau, lalu menikam hingga mati kepala bagian THT rumah sakit itu, lapor kantor berita Xinhua.


Tak berhenti di situ, Lian juga menikam dua dokter lain sebelum dilumpuhkan satpam.


Saudara perempuan Lian, Lian Qiao, mengatakan terdakwa mengalami masalah pernafasan dan tidak nyaman setelah dibedah pada Maret 2013, lapor Xinhua.


"Di saat rumah sakit memastikan bahwa operasi berhasil, Lian justru merasa dia dicurangi oleh para dokter," kata saudari terdakwa itu. Abangnya, kata si wanita itu, menderita "gangguan delusi akut".


Namun pengadilan menyatakan terdakwa terbukti dengan sadar melakukan kejahatannya itu dan punya kapasita untuk mempertanggungjawabkan aksi kriminalnya tersebut.


Pemerintah pusat telah menaikkan anggaran kesehatan 27 persen menjadi 260,3 miliar yuan (Rp487 triliun).


Keprihatinan pada korupsi menimbulkan kecurigaan bahwa staf rumah sakit lebih suka mengambil keuntungan dengan memberikan obat dan perawatan yang tak perlu, ketimbang menyembuhkan penyakit.


Seorang dokter yang baru lulus kuliah kedokteran di Beijing hanya berpenghasilan 3.000 yuan (Rp5,9 juta) per bulan, dan ini sudah termasuk bonus. Gaji sebesar ini sama dengan sopir taksi.


Tahun lalu pemerintah memerangi korupsi di sektor kesehatan dengan menyasar produsen obat asing.


Banyak warga China yang tak mampu mendapatkan layanan kesehatan yang baik, kendati pemerintah memiliki jaring pengaman sosial.


Data menteri kesehatan menunjukkan bahwa serangan kekerasan terhadap dokter dan pelayan kesehatan lainnya, dalam bentuk pemukulan, ancaman, penculikan, kekerasan verbal dan pembunuhan mencapai 17.243 kasus pada 2010, demikian Xinhua.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014