Hanya untuk media non-AS Study Prospektif Pertama yang Menyelidiki Efek SPIRIVA(R) pada COPD Tahap Awal, Kondisi Kurang Terdiagnosa yang Mempengaruhi Secara Keseluruhan satu dari sepuluh Orang Dewasa di Seluruh Dunia MUNICH, 5 September (ANTARA/PRNewswire/AsiaNet) -- Penderita penyakit pernafasan obstruktif kronis atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) ringan(x) yang dirawat dengan SPIRIVA(R) (tiotropium) mengalami fungsi paru-paru yang meningkat secara signifikan dibandingkan dengan pasien yang menerima placebo, demikian menurut hasil studi yang dipaparkan hari ini dalam pertemuan tahunan kongres European Respiratory Society (ERS). Ini adalah studi prospektif pertama yang hanya menitikberatkan pada penderita COPD ringan, dengan mengkonfirmasikan kemanjuran SPIRIVA(R) pada subset spesifik populasi COPD yang lebih luas ini. SPIRIVA(R), pengobatan antikolinergik hirup dalam jangka waktu lama, adalah perawatan hirup pertama yang menyediakan kemajuan signifikan dan stabil pada fungsi jantung dengan dosis sekali sehari. SPIRIVA(R) secara positif berdampak pada bagian klinis COPD, membantu mengubah cara pasien berhadapan dengan penyakitnya. Ini adalah pengobatan yang paling banyak diresepkan untuk pengobatan COPD di dunia. "Diagnosa awal dan perawatan efektif pada tahapan yang lebih ringan dari COPD adalah penting dalam mencegah komplikasi dan memburuknya gejala secara berlebihan, secara ideal membantu pasien untuk tetap aktif," kata Dr Gunnar Johansson, dokter umum Departemen Kesehatan Publik dan Penelitian Ilmiah, Universitas Uppsala, Swedia, dan peniliti studi terkemuka. "Sejumlah hasil studi ini menunjukkan bahwa penderita COPD ringan secara signifikan mendapat manfaat dari perawatan dengan SPIRIVA(R)." Studi berlangsung dua belas minggu, diacak, dua kerai, percobaan placebo yang dikontrol pada 224 penderita COPD ringan. Hasil menunjukkan kemajuan signifikan pada semua taksiran fungsi jantung dengan SPIRIVA(R) dibandingkan dengan placebo (termasuk FEV1 dan FVC). Tingkat kemajuan serupa dengan yang telah diobeservasi pada pasien COPD moderat sampai ringan. Hasil menunjukkan bahwa dibandingkan perawatan dengan placebo: -- SPIRIVA(R) secara signifikan meningkatkan area FEV1 di bawah kurva (AUCO-2h) dengan delapan koma empat persen, p<0.0001 -- SPIRIVA(R) secara signifikan meningkatkan FEV1 dengan enam persen, p<0.0001. Peningkatan terjadi 30 menit setelah dosis pertama SPIRIVA(R) dan bertahan lebih dari 24 jam dan selama dua belas minggu. COPD adalah penyakit saluran pernafasan progresif yang menyebabkan gangguan signifikan pada fungsi jantung dan sesak nafas kronis. COPD sering tidak terdiagnosa pada tahap ringan dan moderatnya, dengan banyak pasien memiliki hubungan gejala secara salah seperti kesulitan bernafas sampai penuaan. 600 juta orang di dunia telah hidup dengan COPD, dengan kelazimannya diprediksikan meningkat menjadi penyebab kematian utama ketiga di dunia pada tahun 2020. Analisa global terkini mengungkapkan hampir satu dari sepuluh orang menderita COPD ringan. Hingga 50 persen orang Amerika dan 75 persen orang Eropa dengan COPD diperkirakan tidak terdiagnosa. "COPD menempatkan rintangan besar pada masyarakat dan individu, tapi penyakit ini dapat dirawat dan ditangani jika Ia terdeteksi sejak awal," kata juru bicara Yayasan Paru-paru Inggris, Dr. Mike Morgan. "Hasil studi ini menekankan pentingnya diagnosa dan perawatan awal bagi siapa saja dengan COPD. Orang yang terkena penyakit ini haruslah diberikan tiap peluang dalam menjaga tingkat lebih tinggi dari aktivitas dan mutu kehidupan mereka." Catatan untuk Editor: Studi disponsori oleh Boehringer dan Pfizer Inc. -- FEV1 (Forced Expiratory Volume dalam satu detik) adalah volume udara yang dapat dihirup secara kuat dan cepat pada kedua pertama dari permulaan pernafasan. FEV1 dikurangi pada pasien COPD dan ukuran kunci dari fungi paru-paru dipakai untuk mengkonfirmasikan diagnosa COPD, setelah pengidentifikasian faktor resiko dan gejala. Ini diukur pada praktek klinik menggunakan spirometry. -- FVC (Forced Vital Capacity) adalah volume maksimum udara yang dapat habis secara kuat dan cepat setelah pernafasan maksimal. -- Rasio FEV1 ke FVC diekspresikan dalam persentase dan membantu petugas klinik dengan indeks berguna dari pembatasan aliran udara. Ia menurun pada saluran udara yang terganggu. Tentang SPIRIVA(R) SPIRIVA(R), pengobatan antiklolinergik hirup berjangka waktu lama, adalah perawatan hirup pertama yang menyediakan kemajuan signifikan dan stabil pada fungsi paru-paru dengan dosis sekali sehari. SPIRIVA(R) berdampak secara positif pada cara klinis dari COPD, membantu perubahan cara pasien hidup dengan penyakit mereka. Ini adalah pengobatan paling banyak diresepkan untuk perawatan COPD di dunia. SPIRIVA(R) bekerja melalui penargetan dari mekanisme yang dapat berbalik dominan dari COPD -- cholinergic bronchoconstriction. SPIRIVA(R) membantu pasien COPD bernafas lebih mudah dengan membuka penyempitan saluran udara dan membantu menjaganya tetap terbuka selama 24 jam. Program percobaan klinis SPIRIVA(R) telah merekrut lebih dari 25 ribu pasien. SPIRIVA(R) telah mendemonstrasikan bronkodilasi (pembukaan saluran udara) yang stabil dan signifikan dan pengurangan pada hiperinflasi (udara yang terjebak). SPIRIVA(R) juga mendemonstrasikan kemajuan yang superior dan stabil pada fungsi paru-paru (FEV1) pada iprartopium bromide (ATROVENT(R)) Aerosol, obat semprot hirup, terapi tahap pertama terkini untuk COPD, yang bertahan lebih dari satu tahun dan juga mendemonstrasikan peningkatan superior pada parameter utama fungsi paru-paru di salmeterol. Di samping itu, pada studi placebo terkontrol, pasien yang dirawat dengan SPIRIVA(R) memiliki aktivitas sesak nafas berkurang dan daya tahan olahraga yang meningkat. Mereka membutuhkan dosis lebih sedikit dari pengobatan, keadaan parah lebih sedikit dan perawatan di Rumah Sakit berkaitan dengan COPD. Pada percobaan klinik, reaksi merugikan paling umum yang dilaporkan dengan SPIRIVA(R), adalah mulut kering, yang biasanya ringan dan sering terselesaikan selama perawatan. Bronkolidator jangka waktu lama, termasuk tiotropium, terapi perawatan disarankan untuk COPD dari tahap dua yang maju menurut panduan perawatan Global initiative for chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). Tentang Boehringer Ingelheim Grup Boehringer Ingelheim adalah satu dari sejumlah perusahaan obat-obatan terkemuka peringkat 20 dunia. Bermarkas di Ingelheim, Jerman, beroperasi secara global dengan 143 afiliasi di 47 negara dan hampir 37,500 karyawan. Sejak didirikan tahun 1885, perusahaan milik keluarga ini telah berkomitmen melakukan riset, mengembangkan, memproduksi dan memasarkan sejumlah produk baru bernilai terapi tinggi untuk manusia dan obat dokter hewan. Pada tahun 2005, Boehringer Ingelheim membukukan penjualan sembilan koma lima milyar Euro sambil menghabiskan hampir seperlima dari penjualan bersihnya pada segmen bisnis terbesarnya yaitu Obat Resep pada riset dan pengembangan. Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi www.boehringer-ingelheim.com Tentang Pfizer Inc Pfizer Inc menemukan, mengembangkan, memproduksi dan memasarkan obat resep terkemuka untuk manusia dan hewan, dan banyak dari sejumlah produk konsumsi terkenal dunia. Untuk informasi lebih lanjut tentang Pfizer Inc silakan kunjungi: www.pfizer.com Grafis, foto dan data untuk artikel bergambar tersedia atas permintaan: Referensi: 1. Johansson G, Lindberg A, Romberg K, et al. Kemanjuran Bronkolidator dari tiotropium (TIO) pada pasien dengan COPD ringan. Poster ditampilkan pada ERS, Selasa 5 September 2006. 2. Casaburi R, Kukafka D, Cooper CB, et al. Kemajuan pada olahraga yang dapat ditoleransi dengan kombinasi pada tiotropium dan rehabilitasi paru-parupada pasien dengan COPD. Chest 2005; 127:809-817. 3. Vincken W, Van Noord JA, Greefhorst APM, et al . Hasil kesehatan yang meningkat pada pasien dengan COPD pada waktu satu tahun perawatan dengan tiotopium. Jurnal Pernafasan Eropa 2002; 19:209-216. 4. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Strategi Global untuk Diagnosa, Manajemen, dan Pencegahan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Ringkasan Eksekutif. Situs web GOLD: www.goldcopd.com 5. Halphin DM. Chronic Obstruction Lung Disease (COLD). 2001. London: Mosby 6. Organisasi Kesehatan Dunia. Laporan Kesehatan Dunia 2004. Statistical Annex. Tabel Annex dua dan tiga: 120-131. 7. Murray CJL, Lopez AD. Eds. Hambatan Global pada Penyakit: Taksiran Komprehensif dari Angka Kematian dan Ketidakmampuan dari penyakit, lika , dan faktor resiko pada 1990 dan diproyeksikan sampai 2020. Cambridge; Pers Universitas Harvard tahun 1996. 8. Halbert RJ, Natoli JL, Gano A, et al. Hambatan Global dari Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD): Ulasan sistematis dan meta analisis. Jurnal Pernafasan Eropa 2006; 28:1-10 9. Pusat untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Ikhtisar Pengawasan, 2 Agustus 2002. MMWR: 51 (No.SS06) www.cdc.gov/mmwr 10. Rudolf M. Realitas penggunaan obat pada COPD: Perspektif Eropa. Chest 2000; 117 (suppl): 29S-32S. 11. IMS Health, IMS MIDAS, 2Q2005. 12. Boehringer Ingelheim. Data di arsip. 13. Casaburi R, Mahler DA, Jones PW, et al. Evaluasi jangka panjang dari tiotropium yang dihirup sekali secara rutin pada Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Jurnal Pernafasan Eropa 2002; 1:1217-224 14. Celli B, ZuWallack R, Wang S, et al. Kemajuan dalam mengistirahatkan kapasitas pernafasan dan hiperinflasi dengan tiotropium pada pasien COPD dengan volume paru-paru statis yang meningkat. Chest 2003; 123: 1743-1748. 15. O'Donnel DE, Fluge T, Gerken F, et al. Efek dari tiotropium pada hiperinflasi paru-paru, dyspnoea dan olahraga yang dapat ditoleransi pada COPD. Jurnal Pernafasan Eropa 2004 23 (6) : 832-48. 16. Brusasco V, Hodder R, Miravitlles M, et al. Hasil kesehatan setelah perawatan selama enam bulan dengan tiotropium sekali sehari dibandingkan dengan salmaterol dua kali sehari pada pasien COPD. Thorax 2003; 58:399-404. 17. Panduan Saku pada diagnosa, manajemen dan pencegahan COPD - Panduan untuk perawatan kesehatan para professional. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Tersedia di www.goldcopd.com Pasien COPD ringan menurut panduan perawatan COPD Swedia: FEV < 70 persen, pasca bronkodilator FEV1 lebih besar dari atau setara dengan 60 persen yang diprediksikan dan Medical Research Council (MRC) gejala berjumlah lebih besar daripada atau setara dengan dua. SUMBER : Boehringer Ingelheim GmbH, JERMAN Divisi Komunikasi Perusahaan +49-6132-77-35-82 , atau Francisco Gebauer,Corporate Media relations dari Pfizer Inc, Amerika Serikat +1-212-733-5191. Situs Web : www.boehringer-ingelheim.com (T.AD001/B/W001/W001) 06-09-2006 11:22:57
Copyright © ANTARA 2006