Kairo (ANTARA News) - Mesir pada hari Minggu mengumumkan bahwa pemilihan presiden akan dilakukan lebih awal, kemungkinan untuk memuluskan jalan bagi jenderal yang menggulingkan presiden Islamis Mohamed Morsi.
Pengumuman itu muncul di saat Mesir baru pulih dari kekerasan yang berlangsung pada akhir pekan dan menewaskan lusinan orang.
Presiden sementara Mesir, Adly Mansour, melalui tayangan televisi menyatakan penyelenggaraan pemungutan suara tersebut.
Pernyataan itu disampaikan satu hari setelah 49 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi antara pihak pengunjuk rasa Islamis dan polisi serta berlangsungnya unjuk rasa di Kairo oleh ribuan orang pendukung pemimpin militer Jenderal Abdel Fattah al-Sisi.
Sisi diperkirakan akan mengumumkan pencalonannya dalam pemilihan tersebut setelah munculnya dukungan, termasuk yang ditunjukkan melalui unjuk rasa di Lapangan Tahrir, Kairo.
Pemungutan suara pemilihan presiden dijadwalkan akan berlangsung sebelum pertengahan April.
Namun, bentrokan pada akhir pekan serta beberapa kasus pemboman juga menyoroti kekuasaan pemerintahan sementara dalam tujuh bulan terakhir setelah tergulingnya Morsi.
Kekerasan muncul di saat Mesir memperingati pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan sosok kuat veteran Mesir, Hosni Mubarak.
Pemberontakan itu diikuti dengan berlangsungnya huru-hara selama tiga tahun, yang membuat banyak pihak berharap bahwa pemilihan Sisi akan berakhir.
Pada Jumat dan Sabtu, enam bom meledak di Kairo dan kota kanal Suez hingga menewaskan enam orang dan melukai lusinan lainnya.
Insiden itu merupakan peningkatan kampanye militan yang telah dijanjikan Mansour untuk dihilangkan.
Secara terpisah, 49 orang tewas dalam bentrokan ketika polisi menghalau demonstrasi oleh para pendukung Islamis Morsi dan para pegiatan antimiliter, demikian dikatakan kementerian kesehatan.
Di saat Mansour menyampaikan pidato kepada rakyat untuk mengumumkan soal pemilihan presiden lebih awal, kerabat para korban tewas pada hari Sabtu berkumpul di luar sebuah ruang jenazah di Kairo, meneriakkan slogan-slogan antimiliter.
Kepolisian di ibukota negara meningkatkan pertahanan di luar gedung-gedung mereka dan menutup akses jalan setelah terjadinya pemboman akhir pekan yang menargetkan fasilitas-fasilitas kepolisian.
Dalam pidatonya, Mansour, seorang hakim yang ditunjuk militer sebagai presiden untuk menggantikan Morsi, menyatakan tekad untuk "mencabut akar (para teroris) dan menunjukkan kepada mereka bahwa tidak ada ampun".
Pemerintah mengatakan serangkan pemilihan suara, yang telah dimulai dengan pemungutan suara konstitusional pada bulan Januari dan akan diakhiri dengan pemilihan parlemen, akan membentuk kembali pemerintahan terpilih pada tahun 2015.
Pemilihan parlemen telah dijadwalkan berlangsung menjelang pemilihan presiden, namun Mansour mengatakan hari Minggu bahwa ia telah mengubah kerangka waktu setelah menerima banyak tuntutan.
Pemilihan presiden pertama-tama bisa memungkinan Sisi untuk mempengaruhi hasil pemilihan parlemen dengan membentuk sebuah partai yang akan menarik kandidat-kandidat utama, demikian AFP melaporkan.
(SYS/T008/M014)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014