Bank Indonesia terus berada di pasar dan akan tetap berusaha menstabilkan nilai tukar rupiah.
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Bank Indonesia terus berada di pasar dan akan tetap berusaha menstabilkan nilai tukar rupiah,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis malam.
Dalam merespons pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akhir-akhir ini, ujar dia, BI telah melakukan intervensi dengan menggunakan cadangan devisa yang saat ini posisinya sebesar 139 miliar dolar AS.
Baca juga: BI: Stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga
Perry menjelaskan bahwa cadangan devisa tersebut dikumpulkan saat terjadi aliran modal yang masuk ke Indonesia (inflow) dan dimanfaatkan ketika keluarnya modal asing dari Indonesia (outflow), dalam rangka menjaga stabilitas rupiah.
Selain itu, di bawah koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), BI juga berupaya mempertahankan stabilitas Surat Berharga Negara (SBN) dengan membeli SBN dari pasar sekunder.
Selanjutnya, BI memanfaatkan instrumen jangka pendek yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) guna menarik arus masuk valuta asing dan mengurangi arus keluar dengan tujuan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.
“Sampai saat ini terjadi inflow dari penerbitan SRBI. Jumlahnya besar Rp179,86 triliun itu inflow dari asing yg membeli SRBI, dan itu menambah pasokan di valas,” kata Perry.
Baca juga: Rupiah melemah usai RDG BI pertahankan suku bunga BI-Rate
Dia pun menjelaskan bahwa BI terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait Devisa Hasil Sumber Daya Alam (DHE SDA).
Dari jumlah DHE SDA yang masuk sebesar Rp13 miliar, ujarnya, sebanyak Rp3,9 miliar disalurkan ke BI.
“Kawan-kawan, Indonesia beruntung bahwa kondisi ekonomi kita baik. Stabilitas terjaga, pertumbuhan bagus, dan komitmen kami di KSSK untuk menjaga stabilitas serta mendorong ekonomi demi kesejahteraan rakyat,” kata Perry.
Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi ini turun 18 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.383 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.365 per dolar AS.
Baca juga: BI: Tren nilai tukar rupiah akan menguat didukung faktor fundamental
Salah satu penyebabnya adalah kebijakan bank sentral AS atau The Fed yang tidak menurunkan suku bunganya hingga dipengaruhi tensi geopolitik dunia yang memanas.
Pada Kamis pukul 14.46 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat mencapai Rp16.425 per dolar AS.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024