Jakarta (ANTARA) - Pakar ilmu komunikasi lulusan Universitas Indonesia menyoroti banyak oknum tidak bertanggung jawab memakai isu boikot yang dijadikan sebagai langkah mendukung Palestina merdeka untuk menjatuhkan lawan bisnisnya.
“Framing itu bisa terlihat dari judul dan isi dari berita tersebut yang relatif sama semua,” kata Satrio Arismunandar di Jakarta, Kamis.
Satrio menduga para oknum berusaha melancarkan narasi politik yang menguntungkan bisnisnya dengan cara menyelinap dalam kegiatan demo bela Palestina sambil menyerang produk-produk tertentu menggunakan spanduk yang digelar.
Hal ini juga dilakukan di pemberitaan media sosial.
Baca juga: PHRI minta pemerintah klarifikasi tiap produk yang terafiliasi Israel
Baca juga: MUI minta stakeholder beri literasi masyarakat soal produk boikot
Para oknum sengaja hanya menyudutkan nama satu produk untuk diboikot dengan mengutip narasumber yang tidak jelas.
Ia juga menilai, ada indikasi kelompok-kelompok tertentu yang ikut membonceng aksi-aksi bela Palestina untuk perang dagang.
“Misalnya, dia punya produk dan produk itu bersaing dengan produk lain, dan kemudian sengaja menuding mereka sebagai pendukung Israel. Di sini kelompok-kelompok tersebut sengaja menggunakan isu Palestina itu untuk menghantam produk-produk saingannya itu karena ada kesempatan untuk itu,” katanya yang jadi salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) itu.
Lebih lanjut ia mengatakan pemilik produk yang ingin menjatuhkan pesaingnya itu tidak tampil sebagai dirinya sendiri dalam aksi-aksi demo bela Palestina, tapi tampil memakai wajah lain misalnya kelompok yang dia bentuk sendiri dengan menggunakan bahasa yang proxy.
“Jadi, kelompok atau pihak yang ditampilkan di luar itu tidak menunjukkan siapa di belakangnya. Tapi yang penting mereka dalam pernyataan-pernyataannya, sikap-sikapnya, mereka keras, agresif menyerang produk-produk tertentu,” kata dia.
Terlebih oknum-oknum itu sudah mengetahui targetnya, sehingga dengan mudah membuat kelompok secara asal tanpa adanya badan hukum yang melindungi dengan jelas.
“Jadi kita kumpulkan saja beberapa orang, dan membuat pernyataan keras yang enak dikutip oleh media massa. Jadi, biasanya kelompok itu dibentuk dadakan hanya untuk tujuan-tujuan tertentu saja dan setelah itu bubar,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia atau MUI, K.H. Khariri Makmun ikut menyayangkan ada pihak-pihak yang memanfaatkan penderitaan rakyat Palestina untuk melancarkan narasi politik apapun termasuk yang bernafaskan khilafah.
Padahal menurut dia Palestina sudah menjadi isu global yang berkaitan dengan pelanggaran HAM, genosida, dan kejahatan kemanusiaan.
Maka dari itu, ia mengajak semua pihak untuk menunjukkan kepedulian bersama dengan mengawal kemerdekaan dan keadilan untuk Palestina agar tidak ditumpangi oleh pengusung ideologi khilafah.
Baca juga: Ekonom: Aksi boikot produk Israel dapat berdampak pada perekonomian
Baca juga: Kadin: Aksi boikot produk terafiliasi Israel rugikan dunia usaha
Baca juga: Pengamat mengingatkan gerakan boikot produk Israel harus bijak
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024