Petenis Swiss itu menang 6-3 6-2 3-6 6-3 dalam laga yang akan diingat karena membingungkan dan kadang aneh karena memakai format tiga set.
Dalam pertandingan itu Nadal jelas menderita cedera pada punggung sebelah kirinya dan sepertinya akan mengakhiri pertandingan pada set kedua.
Setelah unggulan delapan Wawrinka memenangkan set pertama, Nadal ke pinggir lapangan pada game ketiga set kedua, dengan memegang bagian bawah punggung sebelah kirinya.
Petanis Spanyol itu keluar lapangan untuk mendapatkan perawatan dan dia kembali ketika sedang memegang serve. Namun Wawrinka mengakhiri set kedua ini dengan waktu hanya 38 menit, sedangkan unggulan utama itu tampak menahan sakit.
Tapi Wawrinka kehilangan fokus pada awal set ketiga ketika Nadal kembali ke level permainan normalnya, meraih game kedua dan perlahan meningkatkan kecepatan serve pertamanya dari hanya 120 km per jam.
Wawrinka punya kesempatan mengalahkan Nadal pada game kesembilan, namun pukulan forhandnya membentur net untuk membuat unggulan utama itu meraih set ketiga. Ini adalah unforced error ke-15 Wawrinka pada set tersebut.
Ketika Nadal kembali ke levelnya, Wawrinka mengimbangi Nadal dengan serve-nya. Kebangkitan Nadal akhirnya terhenti di game keenam ketika Wawrinka melepaskan forehand bersih dalam break yang menentukan.
Wawrinka laku mengambil poin dari serve pertamanya yang tak bisa dikembalikan Nadal untuk menciptakan kedudukan 30-0, kemudian mengakhiri game kemenangan ini dengan forehandnya pada laga yang berlangsung 2 jam 21 menit itu.
Ini adalah kemenangan pertama Wawrinka dari Nadal selama 13 kali pertemuan mereka karena petenis berusia 28 tahun ini tidak pernah sekali pun menang dari Nadal sampai final hari ini.
Kemenangan ini juga menaikkan peringkat dunia Wawrinka menjadi nomor 3 saat perinkat tenis dunia dirilis Senin esok, sedangkan rekan sebangsanya Roger Federer turun ke nomor 8 karena dipatahkan Nadal di semifinal.
Wawrinka akan menjadi petenis nomor satu Swiss setelah Federer yang menguasainya selama 13 tahun.
Gelar Grand Slam Wawrinka dicapai setelah melalui 36 laga, petenis top lainnya yang harus menunggu lama gelar Grand Slam adalah Goran Ivanisevic yang harus melalui 37 laga sebelum meraih Grand Slam.
Sebaliknya Nadal gagal mewujudkan ambisi menjadi satu dari tiga petenis sepanjang masa --dua lainnya adalah Roy Emerson dan Rod Laver-- yang bisa memenangi empat Grand Slam masing-masing paling sedikit dua kali.
Dia juga gagal menyamai rekor Pete Sampras dengan 14 Grand Slam, sedangkan Roger Federer sudah 17 kali.
Kekalahan ini adalah yang kedua bagi Nadal pada final Australia Terbuka setelah pada Australia Terbuka 2012 petenis berusia 27 tahun ini kalah lima set dari Novak Djokovic, demikian ausopen.com.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014
