Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyampaikan kredibilitas Indonesia di forum ekonomi internasional saat ini bergantung kepada penyelesaian implementasi Paket Bali yang pernah menjadi kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization, akhir tahun lalu.
"Kredibilitas kita sekarang tergantung pada tekad kita untuk menyelesaikan yang telah kita capai di Bali, Desember lalu," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (26/1).
Pernyataan Mendag itu menyikapi hasil pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss pada tanggal 22--25 Januari 2014.
Salah satu agenda WEF 2014 yang dihadiri oleh Mendag yaitu pertemuan informal World Trade Organization (WTO) tingkat Menteri.
Menurut Gita, pertemuan informal itu telah memberikan kesempatan bagi Dirjen WTO dan para Menteri anggota WTO untuk mereflesikan kembali Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke-sembilan yang diadakan di Bali, Desember lalu, serta untuk bertukar pandangan guna penyelesaian perundingan WTO.
“Ada dua hal penting yang dibicarakan dalam pertemuan ini, yaitu implementasi Paket Bali dan rencana kerja WTO dalam penyelesaian Doha Development Agenda (DDA) ," ujar Gita.
Dalam pertemuan informal tersebut, para Menteri Anggota WTO antara lain membahas mengenai langkah-langkah untuk membangun kesuksesan Bali dalam melanjutkan kinerja di WTO.
Mendag mengingatkan beberapa bulan ke depan akan menjadi saat-saat yang produktif dalam implementasi Paket Bali dan membangkitkan kembali DDA. Keberhasilan kesepakatan di Bali, lanjut Mendag, dapat berfungsi sebagai suatu kerangka kerja untuk perundingan multilateral di masa mendatang, termasuk menyelesaikan DDA.
Pertemuan informal WTO tersebut dihadiri para Menteri Perdagangan dari 22 negara, yaitu Colombia, Kostarika, Uni Eropa, Indonesia, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Selandia Baru, Malaysia, Brasil, Pakistan, Rusia, Nigeria, Afrika Selatan, Turki, Uganda, Amerika Serikat, Swiss, Australia, China, dan Canada.
Pada kunjungan tersebut, Mendag juga hadir sebagai panelis dalam acara Lippo Lunch
Dialogue bersama-sama dengan Jean Claude Trichet (mantan European Central Bank President ), Jim O’Neill (mantan Goldman Sachs Asset Management Chairman ), dan Mahendra Siregar (Kepala BKPM).
Ada tiga hal yang dibahas dalam dialog Lippo Lunch yaitu kebijakan moneter The Fed dan dampaknya terhadap emerging markets , prediksi ekspor dan pertumbuhannya, dan risiko politik pada emerging markets.
Selain itu, Mendag juga bertindak sebagai panelis dalam ‘ Forum Debate: Rethinking Technology and Employement’. Topik yang diangkat dalam forum ini adalah keterkaitan antara inovasi teknologi di abad ke-21 dengan peningkatan produktivitas dan penurunan lapangan pekerjaan.
Di sela-sela rangkaian acara WEF 2014, Mendag juga melakukan beberapa pertemuan bilateral, diantaranya dengan Australia, Uni Eropa, dan Belanda.
Pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia, Andrew Robb, membicarakan mengenai dukungan Australia atas importasi sapi betina produktif dalam skala besar, hingga keprihatinan Pemerintah Australia atas pemberitaan negatif mengenai Australia dan dampaknya terhadap sektor Ekonomi, serta adanya
Terkait keprihatinan Menteri Perdagangan Australia itu Gita menekankan bahwa hingga saat ini belum ada hal-hal yang dapat mengubah kesepakatan antara Indonesia dan Australia.
Sementara itu, pertemuan dengan European Union Trade Comissioner Karel de Gucht membahas waktu penyelesaian scoping Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) .
Mendag menargetkan penyelesaian scoping di tahun 2014 ini untuk kemudian dapat diumumkan dimulainya negosiasi CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa.
Sedangkan Karel de Gucht, lanjut Mendag, mengutarakan kekhawatirannya atas berlakunya Undang-Undang Minerba. Peraturan baru minerba ini juga ditanyakan oleh para CEO dari sektor pertambangan kepada Mendag.
Namun demikian, Mendag kembali menegaskan bahwa semangat pemberlakuan Undang-Undang ini adalah penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan hilirisasi.
Di sela-sela penyelenggaraan WEF 2014, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan BKPM dan Kemenparekraf serta didukung oleh PTRI Jenewa, Swiss dan Kedubes RI di Bern, Swiss, kembali menyelenggarakan Indonesia Night 2014 yang mempersembahkan malam “ Remarkable Indonesia”, di Hotel Morosani, Davos, Swiss.
Acara ini bertujuan untuk memperkuat ‘nation branding’ dan mempromosikan Indonesia kepada lebih dari 500 tamu yang hadir.
Pewarta: Rangga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014