Melbourne (ANTARA News) - Secara statistik, Rafael Nadal belum menjadi petenis terbesar sepanjang masa, namun petenis Spanyol ini sudah mendekati itu karena sudah meraih semua gelar Grand Slam.
Si ajaib yang bermain dengan tangan kiri dan memiliki level energi serta kekuatan fisik yang luar biasa ini tengah memburu trofi Grand Slam ke-14 saat menghadapi petenis Swiss Stanislas Wawrinka pada final Australia Terbuka 2014 hari ini.
Jika petenis berusia 27 tahun ini juara di sini maka dia akan hanya berselisih tiga gelar di belakang rekor 17 gelar yang dicapai Roger Federer.
Karir luar biasa Nadal dihiasai banyak pencapaian tinggi, di antaranya delapan gelar Prancis Terbuka dan dua gelar Wimbledon, di samping kembali menjadi petenis nomor satu dunia kendati sempat absen tujuh bulan karena cedera lutut.
Legenda tenis Rod Laver yakin Federer adalah petenis terbesar sepanjang masa, kendati peringkatnya tergelincir, namun dia mengakui Nadal juga tengah mengarah ke predikat itu.
Sedangkan Pete Sampras yang hari ini mungkin disamai rekor 14 gelar Grand Slam-nya oleh Nadal, menilai petenis Spanyol itu bisa meraih 17 atau 18 gelar jika dia bermain sampai empat atau lima tahun ke depan.
Bahkan Federer, yang tidak memenangi satu pun enam Grand Slam yang diikutinya sejak suksesh mengalahkan Nadal di Wimbledon 2007, mengakui memang sangat lain ketika bertanding melawan petenis Majorca yang anti lelah itu.
"Benar-benar berbeda saat melawan Rafa dibandingkan dengan petenis lain. Melawan (Andy) Murray atau Rafa itu seharian dan semalaman," kata dia usai kalah dari Nadal pada semifinal hari Jumat lalu.
"Bukan karena levelnya, melainkan setiap poin diraih dengan cara yang sama sekali berbeda dan saya harus benar-benar mengubah permainan saya."
Ketabahan Nadal teruji di Australia Terbuka ini ketika dia berjuang melawan keluhan pada tangan kirinya.
Dia berjuang keras melawan petenis Jepang Kei Nishikori dalam tiga set yang berat, empat set melawan bintang baru Bulgaria Grigor Dimitrov pada perempatfinal, dan terakhirnya menyisihkan Federer di semifinal.
Kini Nadal sudah di final dan siap memetik hasil dari determinasinya itu, dan menjadi juara akan memicu lagi debat mengenai siapa sebenarnya petenis terbesar sepanjang masa.
Seperti dikatakan juara dua kali Australia Terbuka Pete Sampras bahwa turnamen ini sulit untuk dimenangkan, maka sulit pula bagi Nadal yang sedang mengulang kesuksesan Sampras di turnaman Grand Slam ini.
Dia gagal pada 2006 dan tak tampil pada 2013 karena cedera, berhenti main saat melawan Murray pada 2010 karena cedera, sedangkan pada 2011 menderita cedera otot ketika dikalahkan David Ferrer.
"Ini adalah momen-momen paling emosional tahun ini terutama karena Grand Slam inilah yang membuat saya saya paling membuat masalah dalam karir saya," kata Nadal.
"Bertahun-tahun saya tak punya kesempatan untuk bermain di turnamen ini yang justru saya sangat sukai karena kondisinya yang sempurna. Jadi sangat spesial memiliki kesempatan berada di final ini kembali."
Nadal pernah sekali juara di Melbourne pada 2009, setelah kalah dari Novak Djokovic pada final 2012 yang mencatat rekor terlama pertandingan selama enam jam.
Jika dia sukses mengalahkan Wawrinka untuk mendapatkan gelar Australia Terbuka keduanya, maka dia akan menjadi petenis ketiga setelah dua petenis Australia Roy Emerson dan Rod Laver yang menjuarai empat Grand Slam masing-masing dua kali, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014