Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi X DPR RI Fahmi Alaydroes menilai para pemimpin dan politikus di Indonesia harus memiliki pandangan bahwa pendidikan merupakan human investment atau investasi kemanusiaan yang dapat menjadi penggerak bagi manusia dalam memajukan kehidupan.
 
"Pimpinan, politikus kita itu benar-benar harus memiliki pola pikir, paradigma, pandangan human investment. Harus benar-benar menjadikan pendidikan ini sebagai lokomotif," kata Fahmi dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Panitia Kerja (Panja) Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI bersama pakar pendidikan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Ma'ruf sebut Habibie berikan investasi kemanusiaan jangkau masa depan
 
Sejauh ini, kata Fahmi, para pemimpin di Indonesia belum memiliki pandangan bahwa pendidikan adalah human investment dan lokomotif dalam pembangunan. Dengan demikian, pendidikan nasional masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang perlu diselesaikan agar menjadi pendidikan yang bermutu dan merata.
 
"Menurut saya, para pimpinan kita, terutama di eksekutif, belum menjadikan pendidikan sebagai lokomotif. Akhirnya, pendidikan nasional kita masih banyak PR," kata dia.
 
Ia mencontohkan belum adanya pandangan terkait hal tersebut, lalu membuat mandat pengalokasian 20 persen APBN untuk sektor pendidikan juga belum terimplementasikan secara optimal.

Ia menduga alokasi anggaran itu justru dimanfaatkan untuk hal-hal yang mengatasnamakan pendidikan, namun tidak memberikan hasil signifikan untuk pemajuan pendidikan nasional.

Baca juga: Konferensi pemimpin bisnis di Riyadh fokus pada investasi kemanusiaan

Baca juga: Komisi X singgung biaya pendidikan kedokteran yang mahal
 
"Meskipun ada mandat 20 persen APBN untuk pendidikan, tapi implementasinya belum menunjukkan perubahan yang signifikan," ujar dia.
 
Sejalan dengan hal itu, Fahmi mendorong seluruh pihak, terutama Panja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI agar terus menyuarakan bahwa pendidikan adalah human investment. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, Indonesia akan sulit untuk berubah menjadi bangsa yang beradab.
 
"Ini perlu terus menerus disuarakan bahwa pendidikan human investment. Kalau tidak, tidak mungkin kita bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa beradab," kata dia.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024