Addis Ababa (ANTARA) - Benua Afrika didorong untuk memanfaatkan berbagai peluang yang dihadirkan oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan memberdayakan tenaga kerjanya yang melimpah.

Seruan tersebut disampaikan oleh Badan Pembangunan Uni Afrika dalam sebuah buku putih berjudul "AI dan Masa Depan Pekerjaan di Afrika" (AI and the Future of Work in Africa) yang dirilis pada Selasa (18/6). Lembaga itu menyebutkan bahwa AI generatif merupakan instrumen yang kuat untuk membentuk masa depan pekerjaan yang bermartabat di Afrika.

Lembaga itu menyatakan bahwa dengan secara proaktif mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang, Afrika dapat memanfaatkan AI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, memberdayakan tenaga kerja mudanya, dan menjadi pemimpin dalam pengembangan AI yang memiliki tanggung jawab sosial. Populasi anak muda Afrika dan ekosistem teknologi yang dinamis memberikan peluang signifikan untuk memosisikan benua itu sebagai pemimpin dalam inovasi teknologi dan pembangunan berkelanjutan.

Lebih lanjut, badan pembangunan Afrika itu menggarisbawahi perlunya berinvestasi di bidang infrastruktur digital dan sumber daya manusia, termasuk inisiatif pendidikan. Lembaga tersebut menekankan pentingnya memastikan bahwa pengembangan AI bersifat inklusif serta disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan unik di benua itu.

Seraya menyatakan bahwa dampak AI terhadap masa depan yang sedang berkembang akan menjadi konsekuensi dari banyak faktor, termasuk keputusan dalam hal teknologi dan kebijakan, lembaga tersebut mengatakan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, diperlukan kebijakan dan peraturan yang dirancang dengan hati-hati dan mampu mendorong pengembangan AI sembari menjaga efek negatifnya tetap terkendali

Buku putih tersebut antara lain merekomendasikan bahwa Afrika membutuhkan infrastruktur yang kuat dan tenaga kerja yang terampil untuk memaksimalkan keuntungan dari AI. Buku putih ini menyerukan perlunya memperkenalkan kebijakan AI nasional dan regional yang berfokus pada pendidikan inklusif, perlindungan pekerja, dan keterlibatan pemangku kepentingan.

Lebih lanjut, lembaga tersebut menyerukan pembuatan desain yang berpusat pada manusia, seraya menyatakan bahwa AI haruslah melengkapi keterampilan manusia alih-alih menggantikannya.

Lembaga itu menambahkan bahwa data pelatihan dan instrumen AI harus dikembangkan dengan mempertimbangkan konteks Afrika, seraya menggarisbawahi bahwa kerja sama di antara para pemangku kepentingan merupakan kunci pengembangan AI yang bertanggung jawab dan menghormati pengetahuan serta tradisi lokal.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024