Ambon (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon mengangkut sebanyak tiga hingga empat ton sampah per hari dari perairan teluk Ambon.

"Setiap hari petugas mengangkut kurang lebih tiga hingga empat ton sampah dari perairan teluk Ambon, menggunakan empat armada speedboat," kata Kepala DLHP Ambon Alfredo Hehamahua di Ambon, Kamis.

Ia mengatakan kesadaran masyarakat Ambon untuk tidak membuang sampah ke sungai masih sangat rendah, sehingga sampah yang diangkat dari laut cukup banyak.

Baca juga: Bersihkan sampah di Teluk Laut Ambon, 50 penyelam diterjunkan PSDKP

Hal tersebut, lanjutnya, juga ditunjang banyaknya saluran terbuka berupa sungai kecil yang bermuara di Teluk Ambon, dan berdampak pada meningkatnya sampah di laut.

"Walaupun sampah diangkat dari laut setiap hari menggunakan armada speedboat, belum mampu mengatasi persoalan sampah di kota ini," katanya.

Sampai hari ini, katanya, persoalan sampah masih menjadi bagian pergumulan bersama, karena kota ini menghasilkan 220 ton per hari dan yang terangkut ke TPA sekitar 180-185 ton per hari.

Ada tujuh penyebab masalah sampah, pertama jumlah sampah yang terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk, karena aktivitas kota sebagai ibu kota, sehingga hampir setiap hari penduduk bermutasi ke Kota Ambon untuk aktivitas pekerjaan dan perdagangan, juga pola konsumtif masyarakat.

Kedua, terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki. Ketiga, masyarakat belum sepenuhnya berpartisipasi dalam pengelolaan sampah secara baik, karena belum mengetahui caranya.

Selanjutnya, pemkot juga dihadapkan pada regulasi dengan memberikan sanksi tegas kepada mereka yang melanggar, sebab pemkot masih kurang dalam sarana dan prasarana.

Baca juga: Lantamal IX bersihkan lima ton sampah dari Teluk Ambon

Baca juga: LIPI sebut kepadatan sampah plastik di Teluk Ambon meningkat


Kelima, Kota Ambon juga dihadapkan dengan persoalan sampah perbatasan, dimana masyarakat dari Kabupaten Maluku Tengah tidak dilayani oleh angkutan sampah, sehingga kerap membuang sampah di area yang berbatasan dengan Kota Ambon.

"Keenam, kami juga menghadapi persoalan sampah di laut, karena ada 104 saluran terbuka, sungai kecil, yang bermuara di Teluk Ambon.

Selanjutnya, yang ketujuh, topografi Kota Ambon yang membuat armada sampah tidak dapat melayani masyarakat di beberapa tempat, sehingga berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi sampah.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024