Suku bunga kredit perbankan paling rendah rata-rata 12 persen dan itu menyulitkan pengusaha,"

Medan (ANTARA News) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumatera Utara mengeluhkan makin naiknya suku bunga kredit di tengah berlangsungnya pengetatan kredit dari perbankan.

"Suku bunga kredit perbankan paling rendah rata-rata 12 persen dan itu menyulitkan pengusaha," kata Ketua Hipmi Sumut Firsal Ferial Mutyara di Medan, Sabtu.

Menurut dia, pengusaha makin susah karena suku bunga kredit tinggi itu terjadi di tengah langkah perbankan yang juga mengetatkan pengucuran kreditnya dan masih berlangsungnya pelemahan permintaan di pasar.

Dia menyebutkan naiknya suku bunga dan pengetatan kredit dampak masih rendahnya simpanan atau dana pihak ketiga (DPK).

Masih kecilnya DPK, kata Dida--panggilan akrab Firsal--, memang biasa terjadi di setiap awal tahun karena kebutuhan masyarakat, khususnya pengusaha akan uang tunai sedang tinggi.

"Diperkirakan DPK masih akan melemah hinggga lewat Triwulan I karena ada pemilu," katanya.

Dengan kondisi itu, kata dia, pengucuran kredit diyakini makin sulit dan itu tentunya menyulitkan pengusaha.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut-Aceh) Hari Utomo menyebutkan bahwa pengetatan kredit memang harus dilakukan karena untuk berhati-hati agar perbankan tidak bermasalah di tengah terjadinya perlambatan ekonomi.

"Meski diperketat, dinilai kucuran tetap tinggi. Per November 2013, total kredit perbankan Sumut mencapai Rp149,91 triliun," katanya.

Hari juga mengakui ada tren peningkatan suku bunga kredit.

Suku bunga kredit perbankan yang per November 2013 sebesar 11,37 persen bukan hanya naik dari posisi Oktober, melainkan juga lebih besar daripada November 2010 yang masih 11,26 persen.(*)

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014