Tripoli (ANTARA News) - Sejumlah pria bersenjata menculik atase kebudayaan Mesir dan tiga staf kedutaan lainnya di Tripoli pada Sabtu sehari setelah seorang diplomatnya diculik, kata Kementerian Luar Negeri Libya.

"Atase kebudayaan dan tiga staf lainnya diculik di Tripoli," kata juru bicara Kemenlu Libya Said Lassoued kepada kantor berita AFP.

Sejauh ini belum ada pihak yang bertanggung jawab atas penculikan itu.

Penculikan di pagi hari terjadi sehari setelah seorang penasehat administrasi kedutaan Mesir diculik dari rumahnya di ibu kota Libya dan kendati Tripoli telah mengumumkan langkah-langkah peningkatan keamanan sekitar kedutaan Mesir.

Seorang perwira keamanan tidak mengesampingkan penculikan sebelumnya merupakan respons atas penangkapan di Mesir pada Jumat atas seorang bekas komandan pemberontak terkenal yang berjuang dalam pergolakan 2011 melawan Moammar Qaddafi.

Shaaban Hadeia, kepala Pusat Operasi Revolusioner Libya, yang tak resmi terkait dengan Kementerian Pertahanan Libya, ditangkap pada Jumat di kota Iskandariyah, pesisir mediterania Mesir, kata sumber itu.

Hadeia dan keluarganya dikabarkan sedang berada di Mesir untuk berobat.

Seorang pemimpin lain kelompok itu Adel al-Gharyani membantah pihaknya telah menculik diplomat pertama Mesir. Tapi dia menyerukan penguasa Mesir untuk membebaskan komandan mereka atau akan ada "tanggapan kuat" dari kelompok itu.

Sejumlah warga negara asing telah diculik dan diserang dalam beberapa pekan terakhir. Pasukan keamanan Libya awal pekan ini membebaskan seorang pejabat perdagangan Korea Selatan yang telah disekap selama beberapa hari oleh para penculiknya yang pihak-pihak berwenang mengatakan bahwa penculikannya tak bermuatan politik.

Seorang guru Amerika ditembak mati di Benghazi pada Desember, dan pada Januari, seorang pria Inggris dan wanita Selandia Baru dibunuh di pantai di bagian barat Libya.

Perdana Menteri Ali Zeidan sendiri pernah diculik sebentar oleh bekas milisi pemberontak Oktober lalu.

Pemerintah Mesir mengatakan Jumat bahwa pembicaraan sedang berlangsung untuk mencoba dan mengamankan pembebasan diplomat pertama.

Kepresidenan Kongres Nasional Umum, otoritas politik tertinggi Libya, memerintahkan duta besar di Kairo untuk meminta penjelasan tentang penangkapan Hadeia dan mengusahakan pembebasannya segera.

Libya berusaha keras untuk menyatukan kelompok-kelompok pemberontak yang membantu menggulingkan rezim Qaddafi ke dalam pasukan angkatan bersenjata reguler.

Telah terjadi serangkaian serangan terhadap misi-misi asing dan juga personel keamanan Libya. Sebagian menyalahkan kelompok-kelompok yang terinspirasi oleh Al Qaida, demikian mengutip laporan AFP dan Reuters.

(SYS/M016/H-RN)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014