Sebagai langkah awal, KKP akan memasukkan karbon biru dari padang lamun ke dalam sektor baru ini,
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dengan memasukkan padang lamun ke dalam komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) sebagai modal untuk memitigasi perubahan iklim.
 
“Sebagai langkah awal, KKP akan memasukkan karbon biru dari padang lamun ke dalam sektor baru ini,” ujar Inspektur Jenderal KKP Tornanda Syaifullah dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
 
Ia menambahkan, sesuai Perjanjian Paris (Paris Agreement), masing masing negara pihak termasuk Indonesia harus menyampaikan Nationally Determined Contribution (NDC) kedua paling lambat Maret 2025 sebagai komitmen untuk berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Trenggono soroti upaya konservasi lewat kesatuan ekosistem pesisir
 
Ia juga menyampaikan bahwa dalam proses inventarisasi masih terdapat kesenjangan data kelautan. Untuk itu, KKP mendesak perlunya teknologi untuk sistem pemantauan laut, serta penelitian yang lebih detail mengenai dinamika laut serta ekosistem laut dan pesisir sebagai pendukung penerapan aksi penanggulangan perubahan iklim berbasis laut.
 
Selain itu, Tornanda juga menekankan pentingnya peningkatan pendanaan untuk mendukung aksi penanggulangan perubahan iklim berbasis laut yang memadai diperlukan untuk semakin memperkuat peran sektor kelautan dalam aksi mitigasi perubahan iklim.
 
"Harus ada komitmen bersama untuk memperkuat climate finance," pungkasnya.

Baca juga: Penggiat soroti peran padang lamun Indonesia dalam konservasi dugong

Menteri Kelautan dan perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan bahwa perluasan kawasan konservasi perairan merupakan salah satu kebijakan ekonomi biru (blue economy) yang terus diperkuat pemerintah untuk mendukung pemberdayaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
 
Dengan menargetkan sekitar 97,5 juta hektare area lautan menjadi kawasan konservasi pada 2045, berpotensi memberikan perlindungan lebih kepada ketiga ekosistem tersebut dan juga terumbu karang.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024