Mentan mengatakan bahwa program pompanisasi adalah satu-satunya solusi cepat dalam mengatasi pertanian di dari dampak fenomena perubahan cuaca El Nino dan juga kekeringan yang diperkirakan akan berlangsung panjang.
"Kenapa kita pasang pompa air ? Karena ini adalah solusi cepat. Hari ini kita pompa, hari ini kita bisa tanam karena kalau kita cetak sawah itu butuh waktu lama," kata Mentan di sela mendampingi Presiden Jokowi meninjau jalannya program pompanisasi di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondang Rejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu.
Selain di Karanganyar, Mentan juga mendampingi Presiden meninjau program pompanisasi di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Baca juga: Presiden tinjau pompanisasi di Desa Krendowahono Karanganyar
Mentan berharap upaya ini tidak hanya mengatasi kekurangan dan pasokan air di musim kering, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman (IP) di musim yang akan datang sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani secara cepat.
"Mari kita sinergi, mari kita kolaborasi untuk negeri yang kita cintai. Karena mimpi besar kita ke depan adalah mencukupi beras dalam negeri, bahkan syukur-syukur bisa kita memberi, membantu saudara-saudara kita yang kelaparan di negara lain," ucap Mentan dalam keterangan di Jakarta.
Ia menuturkan bahwa pemerintah menargetkan pompanisasi ini dapat menjangkau 1 juta hektare lahan pertanian serta berencana untuk mencetak sawah baru seluas 1 juta hektare per tahun sebagai strategi jangka panjang.
"Ini merupakan bagian dari usaha besar untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu lumbung pangan dunia di masa depan," kata Mentan.
Baca juga: Soal Pilkada Jateng, Presiden Jokowi: Tanyakan ke parpol
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meninjau jalannya program pompanisasi di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondang Rejo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Presiden mengapresiasi kerja keras jajaran Kementan yang telah mendistribusikan pompa secara merata ke seluruh wilayah Indonesia.
"Pompanisasi ini tidak hanya di Jawa Tengah atau hanya di Karanganyar saja, tetapi semua provinsi yang kita perkirakan nanti di bulan Juli, Agustus, September dan Oktober akan kekeringan panjang," ujar Presiden Jokowi.
Menurut Presiden, program pompanisasi adalah solusi cepat dalam mengantisipasi kemungkinan gagal panen yang rusak akibat gelombang panas yang melanda akhir-akhir ini.
Kepala Negara meyakini pemasangan pompa akan mampu mendorong peningkatan produksi padi untuk memenuhi kecukupan pangan di musim kering mendatang.
Sebagai contoh, Provinsi Jawa Tengah tahun ini ditargetkan mampu berproduksi di atas 9,8 juta ton. Angka tersebut bisa bertambah 1,3 juta ton apabila pompa yang dilakukan berjalan dengan lancar.
Presiden menambahkan program pompanisasi di Jawa Tengah saat ini sudah mencapai 4.300 unit yang tersebar di 35 kabupaten/kota. Rata-rata, ukuran pompa berkapasitas 8,5 PK hingga ada yang mencapai 18 PK.
"Saya rasa terjadinya kekeringan yang kita perkirakan panjang ini bisa diantisipasi dengan langkah tersebut (pompa). Di Jawa Tengah sudah diterima di provinsi, di Kodam, itu 4.300 pompa, baik yang PK-nya 8,5 PK maupun yang 18 PK seperti yang ada di sini," kata Jokowi.
Pompanisasi merupakan program irigasi sawah dengan menggunakan sistem pipa yang terpasang dari sungai serta air tanah ke sawah-sawah yang akan sangat berguna untuk memastikan ketersediaan air di musim kering.
Presiden juga menyatakan bahwa hujan buatan akan dimaksimalkan di akhir musim hujan untuk mendukung upaya tersebut.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024