Tanpa mengesampingkan hal yang bersifat kasuistis, hingga selesai puncak haji tidak ada kasus krusial berarti

Jakarta (ANTARA) - Para Alumni Media Center Haji (MCH) menilai inovasi Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam memberikan layanan bagi para jamaah haji Indonesia mempengaruhi kesuksesan penyelenggaraan haji tahun ini.

"Haji 2024 adalah sejarah, karena jamaah Indonesia terbesar dari yang pernah ada (dengan total 241.000 orang), dengan jamaah reguler 213.320 orang). Tanpa mengesampingkan hal yang bersifat kasuistis, hingga selesai puncak haji tidak ada kasus krusial berarti. Sebaliknya, berkat berbagai inovasi berani dari Kemenag , layanan kepada jamaah kian baik dan terasa manfaatnya," kata Anggota MCH 2010 Abdul Khakim melalui keterangan di Jakarta, Rabu.

Tidak hanya jumlah jamaah yang banyak, Khakim mengatakan jamaah lansia yang jumlahnya juga tidak sedikit menjadi tantangan tersendiri bagi para Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun ini.

Meski demikian,ia menilai beragam terobosan seperti skema Murur untuk menghindari ketersendatan mobilisasi jamaah dari Muzdalifah ke Mina, menjadi langkah strategis dan efektif, dimana jamaah diketahui sudah bergeser seluruhnya ke Muzdalifah pada pukul 07.37 waktu setempat, yang merupakan sebuah kemajuan dibandingkan dengan tahun 2023 ketika jamaah terakhir meninggalkan Muzdalifah pukul 13.30 waktu setempat.

Baca juga: Guru Besar UIN: Inovasi pelayanan haji tahun ini bawa dampak positif

Hal senada juga diungkapkan Erwin Dariyanto, selaku anggota MCH Tahun 2023. Kebijakan yang dilakukan oleh Kemenag dengan memperbanyak pemeriksaan dokumen imigrasi secara cepat (fast track) berjalan efektif, bahkan pada tahun ini sistem fast track diperluas hingga Bandara Adi Soemarmo Solo dan Bandara Juanda Surabaya, dimana sebelumnya layanan tersebut hanya dirasakan jamaah yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.

Pada pelayanan katering jamaah, kata dia, tahun ini Kemenag juga menambah menu makanan yang bercita rasa Indonesia. Selain disukai jamaah, inovasi ini juga meningkatkan ekspor bahan baku dan jumlah pekerja seperti juru masak.

Selain itu, sambungnya, layanan dengan jargon Haji Ramah Lansia juga diwujudkan melalui sistem pendampingan, petugas khusus, dan penambahan infrastruktur seperti aplikasi Kawal Haji untuk melaporkan langsung terkait berbagai layanan seperti transportasi, katering, akomodasi, ibadah, dan lainnya.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi VIII DPR paparkan catatan saat sidak tenda jamaah

"Ikhtiar-ikhtiar Kemenag di bawah komando Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas ini adalah sebuah langkah maju. Namun diakui masalah di lapangan sangatlah kompleks, sehingga wajar jika ada beberapa yang perlu dibenahi ke depan," ujarnya.

Meski sudah dipersiapkan secara matang, David Krisna Alka selaku Anggota MCH 2022 menilai penyelenggaraan haji tak akan pernah mencapai kesempurnaan. Dengan kesadaran ini, maka perbaikan layanan haji ke depan membutuhkan masukan banyak pihak, termasuk dari kalangan DPR, biro perjalanan, praktisi, media, dan masyarakat.

Ia mendorong berbagai masukan yang disampaikan dalam bentuk yang konstruktif, bukan demi kepentingan jangka pendek, atau demi target politik praktis.

"Seperti rencana pansus oleh DPR, ini berlebihan. Meski pansus sah-sah saja dibentuk merujuk Pasal 93 Tata Tertib DPR, namun dari segi urgensi dan magnitude isu, jauh dari perlu. Malah terkesan dipaksakan. Masih banyak cara lain untuk mengomunikasikan," tutur David.

Baca juga: Menkes Arab Saudi: Layanan kesehatan haji 2024 berjalan sukses

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024