Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dilaporkan akan menggantikan Jens Stoltenberg sebagai Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), menurut laporan media, Rabu.
Menurut laporan Associated Press, Mark Rutte mendapat dukungan dari Hongaria setelah Rutte menjamin tidak akan memaksa Hongaria untuk berpartisipasi dalam rencana baru NATO untuk memberikan dukungan kepada Ukraina.
Jaminan dari Rutte kepada Hongaria itu, yang tertulis dalam surat kepada Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, menghilangkan halangan besar bagi Rutte untuk menjadi Sekjen NATO berikutnya.
Media The Japan Times melaporkan bahwa, di bawah kepemimpinan Rutte baru-baru ini, Belanda telah meningkatkan belanja pertahanan di atas ambang batas 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang disyaratkan sebagai anggota NATO.
Sekutu setia Kiev dan pengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin itu menyediakan jet tempur F-16, artileri, pesawat nirawak (drone), dan amunisi ke Kiev serta melakukan investasi besar-besaran pada militer negaranya sendiri.
Belanda menganggap Rusia bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat penumpang MH17 di timur Ukraina pada Juli 2014 – yang menewaskan 298 penumpang dan awak pesawat, 196 di antaranya berasal dari Belanda.
Sebelumnya pada Selasa (18/6), Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban memberikan dukungannya terhadap Rutte untuk menjadi Sekjen NATO berikutnya, menurut laporan Anadolu
“Kami sepakat bahwa tidak ada personel Hongaria yang akan mengambil bagian dalam kegiatan NATO di Ukraina dan tidak ada dana Hongaria yang akan digunakan untuk mendukung mereka,” tulis Orban di platform X tentang kesepakatannya dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg di Brussels.
Orban menyampaikan bahwa Rutte sepenuhnya mendukung kesepakatan tersebut dan akan terus melakukannya jika Rutte menjadi pemimpin NATO berikutnya.
“Sehubungan dengan janjinya, Hongaria siap mendukung pencalonan PM Rutte sebagai Sekretaris Jenderal NATO,” kata Orban.
“Mark Rutte juga meyakinkan saya bahwa tujuannya sebagai Sekretaris Jenderal NATO adalah memperlakukan semua sekutu dengan tingkat pemahaman dan rasa hormat yang sama,” katanya.
Stoltenberg, Selasa (18/6), dalam konferensi pers di Washington DC mengatakan bahwa dia yakin PM Belanda Rutte adalah kandidat terkuat untuk menggantikannya sebagai Sekjen NATO.
Masa jabatan Stoltenberg dijadwalkan berakhir pada 1 Oktober setelah dia menjabat selama 10 tahun.
NATO, yang terdiri dari 32 anggota, mengambil semua keputusannya melalui konsensus sehingga memberikan hak veto yang efektif kepada setiap negara anggota, termasuk mengenai apakah mereka harus mengambil bagian dalam operasi bersama.
Hanya Rumania, yang Presidennya Klaus Iohannis, juga bersaing untuk mendapatkan jabatan tersebut, dan secara resmi masih menentang pencalonan Rutte.
Baca juga: Sekutu NATO tingkatkan belanja pertahanan 18 persen tahun ini
Baca juga: Putin: Rusia gunakan semua cara yang ada jika kedaulatannya terancam
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024