Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta Taufan Bakri mengungkapkan bahwa Jakarta membutuhkan sosok pemimpin yang visioner dan inovatif demi terwujudnya wilayah yang kini menyandang sebagai Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi kota global.

"Kita menjadi kota global dengan harus menemukan gubernur yang visioner," kata dia dalam acara daring "Sukseskan Pilkada DKI Jakarta Tahun 2024" yang diadakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) DKI Jakarta, Rabu.

Menurut dia, syaratnya gubernur itu nanti, yakni visioner, inovator dan administrator. "Mudah-mudahan bisa terbungkus di dalam wajah kepemimpinan Jakarta ke depan," katanya.

Taufan menjelaskan, visioner berarti sosok yang mampu meneropong masa depan secara kuat. Sementara inovatif, yakni mampu berinovasi guna memberikan pendapatan asli daerah (PAD) yang kuat bagi pembangunan Jakarta.

Selain itu, sebagai administrator, gubernur Jakarta nantinya juga diharapkan mumpuni mengelola manajemen SDM yang jumlahnya mencapai puluhan ribu di Jakarta.

Baca juga: Dharma Pongrekun-Kun tak penuhi syarat administrasi pencalonan pilkada
Baca juga: Ida Fauziyah sebut dukungan pencalonan Anies bakal dibawa ke DPP PKB

Di sisi lain, demi terwujudnya Jakarta sebagai kota global, Taufan menekankan pentingnya persatuan dan keamanan di masyarakat termasuk selama Pilkada.

"Di Jakarta banyak suku, multikultur maka persatuan amat penting. Kota global itu isinya nanti bagaimana kita menciptakan keamanan," katanya.

Tugas Kesbangpol adalah menyosialisasikan agar dari tingkat RT dan RW menjaga persatuan.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta dijadwalkan berlangsung pada 27 November mendatang. Taufan merujuk data Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta memprediksi nantinya terdapat sebanyak 8,1 juta orang yang masuk ke dalam daftar pemilih sementara dengan mayoritas generasi milenial.

"Barangkali setelah penapisan, ada NIK yang dibekukan, mungkin akan berkurang untuk jumlah pemilih. Kita melihat Pemilu 2024 DKI Jakarta mempunyai komposisi yang cukup banyak, yakni 8,2 juta orang yang punya hak pilih," kata dia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024