Karena itu, pihaknya mengefektifkan 3M Plus yakni menutup, menguras dan mendaur ulang menjadi dua kali dalam seminggu.
Dhany menegaskan, pihaknya bersama kader juru pemantau jentik (jumantik) di setiap kelurahan terus meningkatkan upaya tersebut untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di setiap rumah.
Baca juga: Cegah DBD, Jakpus imbau warga lakukan PSN 3M Plus
Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Pusat, Rismasari mengatakan, kader jumantik rutin turun tangan langsung untuk mengecek sarang nyamuk di setiap rumah. Dahulu yang hanya dilakukan seminggu sekali, kini menjadi dua sampai tiga kali dalam seminggu.
Jadi, menurut dia, tidak ada yang sekali. "Minimal seminggu dua kali, ini ditingkatkan untuk memberantas DBD," katanya.
Selain PSN di rumah, pihaknya juga menggencarkan sosialisasi ke masyarakat pentingnya PSN di tujuh tatanan. Yaitu kantor/ tempat kerja, tempat umum, institusi pendidikan, rumah tangga, tempat ibadah, sarana olahraga dan sarana kesehatan.
"Karena DBD ini biasanya usia sekolah, banyak usia sekolah karena nyamuk ini berkeliaran pagi, jam 09.00 WIB sampai 11.00 WIB atau sore jam 14.00 WIB sampai sebelum malam," ujar Risma.
Karena itu, Risma mengimbau seluruh lurah, camat dan masyarakat untuk selalu peduli terhadap upaya pemberantasan sarang nyamuk. Hal ini mengingat PSN bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi semua masyarakat.
Terkait vaksinasi DBD, kata Risma, memang sudah ada tetapi belum banyak menjadi kebutuhan masyarakat. Hal ini mengingat vaksin hanya untuk masyarakat yang membutuhkan, bukan menjadi hal yang wajib.
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat mencatat sejak Januari 2024 hingga 17 Juni 2024, kasus DBD sebanyak 942. Kasus terbanyak di Kecamatan Kemayoran 270 kasus, Johar Baru (167), Cempaka Putih (114), Tanah Abang (108), Sawah Besar (99), Menteng (85), Senen (76) dan Gambir sebanyak 23 kasus.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024