Toronto (ANTARA News) - Makan enak dan pakaian mewah sudah dijalani pejabat zaman Mesir kuno.
Kesimpulan itu didapat setelah menganalisa sisa-sisa rumah besar, diduga kediaman pejabat tinggi yang hidup pada 4.500 tahun lalu di dekat Piramid Giza, Mesir.
Dalam temuan itu, sejumlah tulang anak sapi dan gigi macan tutul mengesankan penghuni rumah besar itu hidup dengan makan enak dan berpakaian mewah.
Para arkeolog, yang menggali sebuah kota pada jarak 400 meter dari selatan Sphinx, menemukan rumah dan gundukan di dekatnya yang menyimpan organ tubuh belakang sapi muda, cap atau materai milik pejabat tinggi.
Cap dan materai itu bertuliskan "juru tulis dari kerajaan" dan "juru tulis sekolah kerajaan".
Arkeolog juga menemukan gigi macan tutul.
Rumah itu, dengan sedikitnya 21 ruangan, adalah bagian dari kota yang ditemukan berdekatan dengan saat Piramida Menkaure (bagian terakhir Piramida Giza) sedang dibangun.
"Hal menakjubkan lainnya adalah hampir semua ternak berumur bawah 10 bulan.. ..penghuni rumah saat itu memakan sapi," kata Richard Redding, Kepala Petugas Penelitian Asosiasi Penelitian Mesir Kuno pada sebuah simposium perkumpulan penelitian Mesir purbakala, seperti dilansir dari laman LiveScience.
Redding tidak dapat menemukan tulang sapi yang berusia di atas 18 bulan dari 100 ribu tulang belulang itu.
Dia menemukan beberapa contoh tulang menyerupai milik kambing dan domba.
Selain tulang sapi, para arkeolog juga menemukan dua gigi macan tutul di rumah mewah itu dan dua lainnya dalam gundukan. Namun, tidak adanya tulang macan tutul membuat para arkeolog bingung.
Kesimpulan Arkeolog
Redding mencari keterangan pada gambar kuno yang memiliki usia berdekatan dengan Kerjaan Tua di antara 2649 tahun dan 2150 tahun sebelum Masehi.
Dia menemukan bahwa beberapa pejabat dengan pangkat tinggi, termasuk anggota keluarga kerajaan, memakai kulit macan tutul dengan kepala hewan itu masih menggantung.
Hal itu dinilai dapat menjelaskan adanya gigi -- yang kemungkinan jatuh dari kepala saat penggunanya sedang lewat --, namun tidak ada tulang macan tutul itu.
Mark Lehner, Direktur Asosiasi Penelitian Mesir Kuno mengatakan pemuka agama yang disebut "sem" diizinkan mengenakan kulit macan tutul ini, dan mereka dapat menjadi penghuni kerajaan.
Redding juga dibingungkan dengan banyak temuan tulang belakang hewan ternak, namun hanya sedikit penemuan kaki depan hewan tersebut.
Rupanya, penghuni rumah tidak makan kaki depan ternak atas alasan tertentu.
Redding kembali melihat gambar kuno yang menjadi rujukan sebelumnya.
Dia menemukan banyak gambar orang-orang memberi persembahan kaki depan hewan kepada dewa, dan tidak ada contoh gambar organ tubuh belakang,
Kemungkinan besar penghuni rumah memakan sisa-sisa persembahan.
Penerjemah: Indra Arief Pribadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014