Tapi ingat kami bertugas menjaga pintu air, bukan membersihkan sampah apalagi mencegah banjir"

Jakarta (ANTARA News) - "Kadang anak telepon, nanya kenapa saya kok enggak pulang-pulang, saya hanya bisa jawab 'masih kerja nak'. Kadang istri saya yang nyamper ke sini, bawain makanan. Katanya khawatir saya sakit."

Penggalan kalimat itu terlepas dari mulut Adie Widodo(48), Kepala Operator Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.

Ditemui ANTARA News usai salat Jumat tadi, Adie menceritakan beberapa situasi yang kadang melelahkan dirinya ketika sedang menjaga pintu air Manggarai.

"Sejak Kamis minggu lalu sampai hari ini saya belum pulang, malah belum terpikir untuk pulang sampai akhir Januari ini," kata Adie Widodo. "Penjaga yang lain juga tidak pulang."

Dia mengaku merasa tidak bisa pulang karena sebagai yang bertanggungjawab menjaga pintu air ini dia tak ingin terus was-was saat dia tidak ada di posnya ini.

"Saya lebih tenang berada di sini dulu," tambahnya.

Adie mengungkapkan ada enam petugas yang menjaga Pintu Air Manggarai. Mereka bekerja seharian, 24 jam tanpa tidur!

"Normalnya sehari itu yang jaga dua orang, 24 jam jaga besoknya libur seharian, selang-seling. Tapi untuk musim banjir begini kami jaga sehari 4 orang." kata dia.

Mereka berjaga selama 24 jam, mulai jam 9 pagi sampai jam 9 pagi besoknya.

"Tidak boleh tidur, kan debit air dicatat tiap satu jam sekali," kata Adie. "Untuk situasi begini, kami catat per 30 menit, malah."

Adie mengatakan penjaga pintu air harus menaati jadwal jaga meskipun hari raya. "Wah tidak bisa ditukar-tukar itu, semua juga pengen libur di hari raya. Tapi kalau sudah jadwalnya masuk, ya masuk," kata dia lagi.

Kepada ANTARA News dia mengungpkan satu "rahasia" yang kalau diungkapkan sebelum ini mungkin mengejutkan banyak orang.

Kata dia, "Sampeyan pasti enggak tahu khan kalo lebaran tahun lalu nyaris banjir padahal bukan musim hujan? Ketinggian air naik. Ya kami yang kedapatan jaga, berlebaran di sini, jagain pintu."

Adie, semua penjaga pintu air di Jakarta, berstatus pegawai negeri sipil Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta dan sudah mengabdi menjadi penjaga pintu air selama 15 tahun.

"Tapi ada satu penjaga yang statusnya masih diperbantukan, sekarang lagi libur orangnya," akunya.

Di pintu air Manggarai siapa pun boleh langsung menanyai para petugas penjaga pintu air perihal status pintu air.

"Di sini terbuka untuk masyarakat, silakan tanya statusnya. Tapi ingat kami bertugas menjaga pintu air, bukan membersihkan sampah apalagi mencegah banjir," kata warga daerah Cipinang, Jakarta Timur ini.

Adie mengatakan pintu air Manggarai paling disorot masyarakat terutama ketika musim penghujan tiba.

“Kalau musim hujan telepon di sini berdering terus. Ada yang sekadar nanya ada juga yang marah-marah karena kebanjiran. Pernah juga ada yang marah-marah karena banyak sampah," katanya.

Jangan kira Adie berbalik marah oleh semprotan warga seperti itu. Dia justru menerima itu semua sebagai risiko pekerjaan yang 15 tahun dia geluti dan dia akui disukainya itu.

"Jadi kalau Anda tanya apa suka duka saya, ya itu jawabannya, saya suka, tidak ada duka," pungkas Adie

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014