Kuala Lumpur, Malaysia (ANTARA News) - Chief Market Strategist, Jupiter Sekuritas, Benny Lee, memprediksi potensi pertumbuhan bursa di kawasan ASEAN pada 2014 sangat baik, meskipun saat ini menghadapi tantangan terkait pengurangan stimulus moneter dari The Fed (Bank Sentral AS).
"Saya kira potensinya baik dalam jangka panjang, karena pasar sedang berkembang. Tidak ada alasan bagi investor untuk khawatir," katanya dalam acara forum Bursa Malaysia di Kuala Lumpur, Kamis.
Benny menjelaskan bursa Filipina, Thailand dan Indonesia tumbuh di kawasan sejak 2009, serta mengalami gejolak ketika The Fed mengumumkan rencana "tapering off", namun kondisi akan relatif stabil mulai semester II-2014.
"Kesempatan untuk berkembang keseluruhan sangat positif. Thailand, Indonesia, Filipina bergejolak, namun peforma Malaysia sedang meningkat. Meskipun ada tantangan tapering off, pasar stabil di semester kedua," katanya.
Benny mengatakan prestasi bursa di kawasan Asia Tenggara dapat makin meningkat, dan siap untuk implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, apabila tidak ada lagi tantangan eksternal yang dapat menganggu kinerja positif saat ini.
"Mereka harus bisa mempromosikan dan memperkuat jaringan sesama ASEAN. Untuk Malaysia, mereka bisa menjadi lebih baik dengan mengembangkan potensi agrikultur yang menjadi tulang punggung. Kalau situasinya seperti ini atau status quo, potensi pertumbuhan ASEAN sangat besar," ujarnya.
Ia menambahkan fundamental yang kuat di kawasan tersebut, didukung kinerja bursa Indonesia dan Thailand serta Malaysia, yang pada 2013 menjadi salah satu dari tiga bursa regional Asia, yang mencatatkan kinerja baik dengan nilai kapitalisasi tertinggi.
"Malaysia bergantung pada domestik institution, sedikit melambat tapi stabil, berbeda dengan Indonesia dan Thailand yang memiliki investor global dengan pertumbuhan kuat, namun rentan terhadap tekanan eksternal," kata Benny.
Sebagai persiapan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Bursa Malaysia dan Bursa Singapura telah membentuk The ASEAN Trading Link, dengan kemungkinan Bursa Thailand untuk bergabung. Namun, Bursa Efek Indonesia belum memberikan respon terkait pembentukan jaringan tersebut. (*)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014