"Kami akan buka posko khusus di Puskesmas. Kami siap melayani kalau ada caleg yang stres ringan maupun stres berat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan drg Dyah Muryani, di Balikpapan, Kamis.
Bahkan, katanya, bila membutuhkan penanganan khusus, dokter di Puskemas akan merujuk ke rumah sakit ataupun dokter praktik.
Menurut dia, pada Pemilu 2000, memang ada beberapa caleg di Balikpapan yang dibawa keluarganya untuk konsultasi karena stres akibat kalah.
"Memang ada kejadian seperti itu walau tidak terlalu banyak. Ada sekitar belasan orang," katanya.
Menurut Dyah, penyebab utama stress tersebut adalah karena uang habis untuk biaya kampanye pribadi maupun partai.
Di Kota Minyak, dengan penduduk 600 ribu, ada 40 kursi yang diperebutkan para caleg. Sesuai data KPU Balikpapan, ada 500 calon yang memperebutkan ke-40 kursi tersebut, termasuk para caleg petahana atau incumbent.
Belum lagi caleg untuk tingkat provinsi dengan daerah asal pemilihan Balikpapan.
"Itu yang kami antisipasi," kata drg Dyah.
Saat ini Balikpapan memiliki 27 unit Puskesmas dan tersebar masing-masing kelurahan. Tujuh di antaranya melayani masyarakat 24 jam, yaitu Puskesmas Manggar Baru, Puskesmas Sepinggan, Puskesmas Klandasan Ilir, Puskesmas Kariangau, Puskesmas Karang Joang, Puskesmas Baru Ulu, dan Puskesmas Mekarsari.
Menurut dia, dengan sistem layanan kesehatan sekarang, semua biaya ditanggung oleh BPJS.
Di Balikpapan, kata dia, atau secara umum di Kalimantan Timur, dibutuhkan mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk biaya sosialisasi atau kampanye guna menjadi anggota dewan.
"Biaya sosialisasinya ke masyarakat maupun publikasi yang cukup besar, tidak cukup kalau hanya Rp5 juta atau Rp10 juta, bisa sampai ratusan juga kalau untuk caleg kota. Dana itu antara lain untuk bikin baliho, bertemu dengan masyarakat dan sebagainya," ujar salah satu caleg Kota Balikpapan.
(KR-NVA/M025)
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014