Palembang (ANTARA News) - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Sumatera Selatan mencapai Rp1.884 per kilogram (kg), turun dibandingkan posisi dua pekan sebelumnya yang mencapai Rp1.900 per kg.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Benyamin di Palembang, Kamis, mengatakan harga TBS selama beberapa pekan terakhir memang selalu berubah menyesuaikan dengan kesepakatan antara perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah tersebut.
Ia mengatakan, harga TBS Sumsel selama ini ditentukan berdasarkan hasil rapat Dinas Perkebunan setempat dengan sejumlah pengusaha perkebunan kelapa sawit di daerah itu yang diadakan dua kali setiap sebulan.
Sementara berdasarkan data Dinas Perkebunan setempat, harga TBS di Sumsel sejak akhir Desember 2013 hingga saat ini selalu berubah dari naik kemudian turun dan seterusnya, namun masih di atas Rp1.500 per kg.
Ia menjelaskan TBS yang dipasarkan tersebut adalah hasil dari sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tersebar pada beberapa daerah di Sumsel dengan total luas mencapai kisaran 600.000 hektare.
Sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang melakukan kegiatan usaha di Sumsel itu di samping pengusaha swasta nasional dan asing, serta sebagian khusus usaha petani lokal dalam skala kecil.
"Beberapa investor yang melakukan kegiatan sektor perkebunan kelapa sawit tersebut seperti PT Tania Selatan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, PT Mitra Ogan dan PT Minangan Ogan di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang rata-rata sudah menghasilkan dan bahkan sebagian tidak lagi produktif sehingga terus dilakukan upaya peremajaan," katanya.
Berdasar data Dinas Perkebunan setempat, sebagian besar lahan milik sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit itu sudah menghasilkan terutama dalam bentuk minyak sawit mentah (CPO).
Bahkan, sekarang ini sudah ada dua perusahaan yang khusus mengelolah CPO menjadi minyak goreng curah dan dalam bentuk kemasan bermerek.
Khusus hasil CPO, hingga saat ini mampu menjadi salah satu komoditas pemasok devisa terbesar di Sumsel, selain produk karet, batu bara, produk kayu dan lainnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat periode Januari-September 2013 total hasil devisa ekspor Sumsel mencapai 2,97 miliar dolar AS.
Kepala BPS Sumsel Baehdi Ruswana di Palembang mengatakan dari total realisasi nilai ekspor provinsi itu terdiri atas minyak dan gas (migas) sebesar 487,31 juta dolar dan nonmigas menghasilkan devisa 2,48 miliar dolar AS.
Menurut Baehdi, khusus dari total ekspor nonmigas itu, CPO merupakan penyumbang devisa terbesar ketiga mencapai 115,67 juta dolar AS. Sedangkan yang terbesar masih tetap karet menyumbang 2,07 miliar dolar AS, disusul batu bara 137,88 juta dolar AS.(*)
Pewarta: Muhammad Suparni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014