"Selama pelaksanaan kurban, masyarakat saling berbagi daging kurban dengan orang-orang yang membutuhkan, termasuk fakir miskin, yatim piatu, dan kaum duafa," kata Suyitno dalam keterangan di Jakarta, Senin
Suyitno mengatakan ibadah kurban menciptakan rasa kebersamaan, persatuan, dan saling peduli antarsesama Muslim, juga mengajarkan nilai-nilai saling berbagi, empati, dan kepedulian sosial dalam masyarakat.
Hal tersebut, kata dia, diwujudkan melalui pembagian daging kurban yang dimaksudkan sebagai upaya menebarkan kecintaan sesama umat.
Ia juga menyebut perayaan Idul Adha memberikan kesempatan ekonomi bagi peternak dan pedagang hewan kurban, serta membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu.
"Ibadah kurban mendorong umat untuk memperdalam spiritualitas dengan taqarrub billah (mendekatkan diri kepada Allah) dan sekaligus memperkuat akhlak yang baik," ujarnya.
Dalam Idul Adha, ungkap Suyitno, kisah pengorbanan seseorang untuk kepentingan orang lain tidak hanya diwujudkan melalui kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, namun juga pengorbanan istri Nabi Ibrahim dan ibu Nabi Ismail, Siti Hajar dalam mencari air untuk menghidupi keluarga.
"Perjuangan Siti Hajar mencari air di padang pasir yang tandus hingga munculnya mata air zam-zam sebagai karunia Allah mengajarkan kita tentang keteguhan, ketulusan, dan kepedulian," ucapnya.
Sehingga, kata Suyitno, rangkaian ibadah dalam Idul Adha tidak hanya memberikan hikmah soal pengorbanan seorang hamba kepada Allah SWT, namun juga mengajarkan nilai-nilai kepedulian sosial dalam masyarakat.
"Seperti Siti Hajar yang tak kenal lelah mencari pertolongan dan air bagi anaknya, kita diajarkan untuk selalu berusaha dalam menciptakan kebaikan bagi sesama," tutur Suyitno.
Baca juga: Presiden Jokowi serahkan sapi kurban ke Masjid Baiturrahman Semarang
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024