Nanning (ANTARA) - Di sebuah pabrik di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, para pekerja berpacu dengan waktu untuk mengemas kue isi durian, agar makanan ringan ini dapat tetap mempertahankan aroma kuat buah durian yang khas.

Pabrik tersebut merupakan pabrik milik Guangxi Xuan Ma Food Co., Ltd., sebuah perusahaan yang berspesialisasi pada produk makanan ringan dalam kemasan. Selama beberapa tahun terakhir, kue-kue yang terbuat dari durian Asia Tenggara telah menjadi produk terlarisnya.

"Kami menerima pesanan melalui platform e-commerce, lalu membuat dan mengirimkan pesanan-pesanan tersebut dalam waktu sehari, agar kue-kue ini dapat mempertahankan aroma daging duriannya yang khas," ujar Tang Chunlong, wakil manajer umum perusahaan yang berbasis di Nanning, ibu kota Guangxi, tersebut.

China saat ini menjadi negara konsumen terbesar di dunia untuk buah beraroma menyengat dengan rasa yang lezat tersebut. Sejak tahun lalu, permintaan durian di negara itu terus mengalami lonjakan, yang dipicu oleh masuknya durian dari Vietnam dan Filipina, yang mendapatkan akses pasar ke China di bawah kerangka kerja Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).

Seiring buah berduri itu mendominasi rak-rak toko di seluruh China, perusahaan-perusahaan seperti Xuan Ma memperluas jangkauan mereka ke pasar-pasar baru dengan mengembangkan produk makanan ringan dan minuman baru yang terbuat dari durian.

Perusahaan yang berbasis di Guangxi ini meluncurkan kue rasa durian pada 2019. Semenjak itu, penjualan tahunan mereka meroket dari 800.000 yuan menjadi lebih dari 10 juta yuan. Perusahaan itu kini mengonsumsi daging durian impor dari Thailand senilai sekitar 1 juta yuan per tahunnya.

"Obsesi masyarakat terhadap durian telah meluas ke kue dan minuman rasa durian, yang akan mendongkrak permintaan durian impor dari negara-negara ASEAN," ujar Tang, seraya menambahkan bahwa perusahaannya berencana meniru kesuksesan bisnis durian dengan menciptakan makanan ringan yang terinspirasi buah-buahan tropis lainnya dari Asia Tenggara.

Pengusaha-pengusaha lain juga memanfaatkan tren perpaduan kuliner ini dengan memasukkan daging buah durian sebagai bahan utama dalam kreasi gastronomi mereka.

"Teh susu dengan daging buah durian merupakan produk kami yang paling laris," kata Jariya Unthong asal Thailand, seorang pemilik kedai kaki lima yang menjual teh susu Thailand di Nanning. "Pelanggan biasanya harus mengantre lebih dari setengah jam untuk membelinya," imbuhnya.

Beberapa resep durian yang paling unik dapat ditemukan di restoran-restoran di China. Beberapa restoran kelas atas di Guangxi bahkan meluncurkan menu hotpot dengan paduan buah durian dan sup ayam yang mendulang sukses besar di pasar.

"Sejak diluncurkan pertama kali sebelumnya pada tahun ini, hotpot durian ayam kami terus menjadi salah satu di antara tiga hidangan terpopuler kami," ujar Pang Jie, pemilik restoran hotpot.

"Kami lebih memilih jenis durian Monthong dari Thailand karena rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut. Ditambah lagi, nama durian ini sudah diakui di kalangan kaum urban yang pemilih. Banyak pelanggan yang datang untuk mendapatkan pengalaman baru, namun ada juga yang akhirnya menjadi penggemar setia hidangan ini," tambah Jie.

Data resmi menunjukkan bahwa pada 2023, China mengimpor 1,43 juta ton durian segar, dengan 929.000 ton di antaranya dari Thailand dan 493.000 ton dari Vietnam.

"Sebagai salah satu pendatang baru dalam lanskap makanan olahan yang luas di China, durian memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi yang terdepan dan utama di negara ini. Permintaan durian dan produk olahannya akan terus meningkat," kata Niti Pratoomvongsa, direktur Kantor Komersial Konsulat Jenderal Kerajaan Thailand di Nanning.


Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024