Jakarta (ANTARA News) - Petinju Panama, Renan Acosta yang ingin meng-KO juara dunia kelas bulu WBA asal Indonesia, Chrisjon membuat Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar sedikit kesal, sehingga meminta secara khusus kepada Chrisjon untuk membuktikan dirinya masih yang terbaik dalam pertandingan yang akan berlangsung di GOR Sumantri Brodjonegoro Jakarta, 9 September mendatang. "Saya minta Chrisjon membungkam mulut besar Renan Acosta," kata Agum Gumelar saat menerima Chrisjon dan promotor Syamsul Anwar Harahap di Gedung KONI Pusat Jakarta, Selasa. Agum Gumelar tidak meragukan kemampuan Chrisjon yang sudah lima kali mempertahankan gelar juara. Pertarungannya dengan penantang peringkat 10 WBA ini merupakan yang keenam kalinya untuk mempertahankan gelar juara badan tinju dunia yang tertua tersebut. "Saya tahu Chrisjon punya kemampuan untuk bisa menaklukkan Acosta," jelasnya. Agum juga mengingatkan Chrisjon untuk tidak mendengar ucapan Acossta yang sudah mengetahui jelas titik kelemahannya di daerah perut. "Itu hanya psywar untuk menjatuhkan mental. Jangan dengar ucapan itu," kata Agum sembari melepaskan pukulan ke arah perut Chrisjon. Chrisjon sendiri mengaku sudah mempelajari rekaman pertandingan Acosta. Dan, ia juga sudah mengetahui gaya petinju asal Panama tersebut. "Gayanya tidak jauh beda dengan Derrick Gainner. Hanya saja, Derrick bergaya kidal sedangkan Acosta ortodok," ungkapnya. Disinggung masalah kelebihan berat badan, Chrisjon menyebutkan tidak ada masalah. Sebab, dalam waktu dekat ini berat badannya bisa disesuaikan dengan kelas bulu. "Tidak ada masalah dengan berat badan. Lihat saja nanti, berat badan saya sudah sesuai pada saat penimbangan badan yang dilakukan sehari sebelum pertandingan," jelasnya. Sementara itu, Duta Besar Panama, Raul Antonio merasa yakin Acosta mampu membawa pulang gelar juara dunia ke negerinya. "Saya yakin Acosta mampu mengalahkan Chrisjon," ujarnya.Mengenai pelatih Acosta, Francisco Arroyo yang pernah dikalahkan petinju Indonesia, Junai Ramayana (Sawunggaling Boxing Camp) pada tahun 1992, kata Raul, tidak ada masalah. "Acosta berbeda dengan Francisco. Persiapan yang dilakukannya sudah maksimal," ungkapnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006