Pada bulan ini ada dua peristiwa yang terjadi yang pertama ibadah haji dan kedua pelaksanaan ibadah kurban. Keduanya terdapat pembelajaran yang sangat mahal harganya
Banda Aceh (ANTARA) - Ribuan masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar melaksanakan shalat Idul Adha 1445 di lapangan terbuka Blang Padang Kota Banda Aceh, Senin.
Dalam pelaksanaan shalat Idul Adha ini, Wakil Rektor UIN Sumut, Prof Muzakkir yang bertindak sebagai khatib mengingatkan jamaah mengambil hikmah yang terkandung dibalik pelaksanaan ibadah haji dan kurban.
Baca juga: Ribuan warga Batam shalat Id di Dataran Engku Putri
"Pada bulan ini ada dua peristiwa yang terjadi yang pertama ibadah haji dan kedua pelaksanaan ibadah kurban. Keduanya terdapat pembelajaran yang sangat mahal harganya," kata Prof Muzakkir.
Prof Muzakkir menyampaikan, ibadah haji dan kurban merupakan rekonstruksi sejarah dari para nabi yang dibaliknya terkandung makna untuk meningkatkan ketakwaan dan rasa kemanusiaan.
"Dalam ibadah haji, semua jamaah hanya mengenakan pakaian ihram yang berarti bahwa Allah SWT tidak melihat kekayaan yang kita miliki, tetapi yang dilihat adalah ketakwaan," ujarnya.
Kemudian, ia juga menjelaskan bahwa rukun haji lainnya seperti wukuf dan melempar jumrah di Mina juga terkandung makna agar jamaah merenungi dan membuang sifat-sifat sombong, serakah, dan dengki.
Baca juga: Syekh asal Gaza jadi imam Shalat Idul Adha di Jakarta Islamic Centre
"Saat jamaah haji melempar jumrah di Mina, Allah SWT meminta kita agar membuang sifat-sifat ke-setan-an, karena semua itu akan membawa kita ke jurang maksiat," kata Guru Besar bidang Ilmu Tasawuf Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam di UIN Sumut itu.
Selain ibadah haji, Prof Muzakkir juga mengingatkan tentang hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah kurban. Kata dia, kurban merupakan bukti syukur atas nikmat Allah yang juga dapat meningkatkan rasa kemanusiaan antarsesama.
Ia menegaskan, bagi siapa yang mempunyai rezeki, tetapi tidak melaksanakan ibadah kurban, nabi berkata bukan umatnya. Maka, ketika sudah mendapatkan dan merasakan karunia Allah SWT, harus dijaga dan nikmati sebaik-baiknya.
"Nikmat akan berubah menjadi kesengsaraan manakala manusia mengkhianati dan tidak mensyukuri nikmat-Nya," demikian Prof Muzakkir.
Baca juga: Bey ingatkan soal persaudaraan saat Shalat Idul Adha 2024 di Jayagiri
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024