Shanghai (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan ia sudah menyampaikan kepada para pengusaha asal China untuk menjaga lingkungan saat berinvestasi di Indonesia.
"Saya kemarin bilang kepada mereka, harus 'comply' (patuh) terhadap (aturan) lingkungan, itu tidak boleh kompromi," kata Luhut kepada ANTARA di Shanghai, China pada Minggu.
Luhut melakukan kunjungan kerja ke China sejak Rabu (12/6) dengan mengunjungi sejumlah kota dan daerah seperti Beijing, Jilin dan Shanghai.
Ia antara lain bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kepala National Development and Reform Commission (NDRC) China Zheng Shanjie, pejabat dari Tsinghua University dan para pengusaha asal Tiongkok.
"(Saya sampaikan) 'Kalau kau melanggar lingkungan, kami tutup', (Mereka jawab) 'Jangan terlalu galak begitu lah', hanya saya katakan kali ini tidak bisa, kita tentu kasih peringatan ya, saya beri tahu itu," tambah Luhut.
Luhut menilai bahwa Indonesia sudah menjadi destinasi investasi bagi China.
"Tinggal bagaimana kita di dalam negeri menjaga kondisi itu, supaya mereka tambah nyaman, misalnya kalau ada masalah dalam investasi mereka, segera diselesaikan," ungkap Luhut yang mengaku tidak punya resep khusus untuk mendekati para investor dari China.
Dalam kunjungannya ke China, Luhut juga mengatakan satu perusahaan garmen asal negeri itu sepakat untuk mendirikan pabrik di Subang dan Sukoharjo.
"Pekerja di satu pabrik bisa 10 ribu orang, tapi yang paling penting adalah karena dia membangun rumah untuk karyawannya, 'employee house', bayangkan 10 ribu orang dibangun rumah semua, itu kan bisa jadi model (bagi investor) yang lain," ungkap Luhut.
Perusahaan garmen tersebut, kata Luhut, memiliki nilai penjualan pada 2023 mencapai 4,5 miliar dolar AS.
"Ini kalau tanahnya beres, bulan depan langsung jadi (membangun), kemarin saya sudah telepon Menteri ATR untuk dirapatkan sertifikatnya," kata Luhut.
Nilai investasi China di Indonesia berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada periode 2019 - kuartal I-2024 mencapai 30,2 miliar dolar AS dengan 21,022 ribu proyek.
Sedangkan pada 2023 saja total investasinya adalah 7,3 miliar dolar AS (sekitar Rp120 triliun). Dengan nilai tersebut, China menempati urutan kedua terbesar investasi di Indonesia setelah Singapura.
Berdasarkan catatan BKPM, lima sektor utama investasi China di Indonesia sejak 2019 adalah pertama, industri pengolahan logam dasar senilai 12,8 miliar dolar AS atau 41 persen dari seluruh sektor investasi China.
Kedua, sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi senilai 7,9 miliar dolar AS (26 persen dari total investasi), ketiga, sektor listrik, gas dan air senilai 2,5 miliar dolar AS (8 persen dari total investasi).
Keempat, industri kimia dan farmasi senilai 2,4 miliar dolar AS (8 persen) dan kelima, sektor kawasan industri, perumahan dan perkantoran sebesar 2 miliar dolar AS (7 persen).
Adapun lima negara dan daerah yang paling banyak berinvestasi di Indonesia adalah Singapura, China, Hong Kong, Jepang dan Malaysia.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024