Sekarang ini harga teh hijau sangat bagus, yaitu Rp14.000 per kilogram. Karena itu kami lebih fokus masuk ke pasar tersebutPadang Aro (ANTARA News) - Setelah dilakukan perubahan oleh manajemen PT Mitra Kerinci yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sekarang perusahaan tersebut memiliki pabrik teh hijau terbesar di Asia Tenggara.
CEO PT Mitra Kerinci Agung P Murdanoto, di Padang Aro, Kamis, mengatakan perusahaan tersebut sekarang mampu memproduksi 60 ton teh hijau setiap hari dengan peralatan yang dimiliki saat ini.
"Kami tidak memiliki perkebunan yang cukup luas jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya, namun kami memiliki pabrik teh hijau terbesar di Asia Tenggara," katanya.
Peralatan tersebut, katanya, tidak dimiliki oleh perusahaan lain karena ini merupakan inovasi dari manajemen. Mitra Kerinci sekarang memiliki 32 mesin pengering teh hijau, sementara pada tahun 2013 hanya 18 unit.
Dia mengatakan, perkebunan teh PT Mitra Kerinci memiliki luas 2.025 hektare, sementara yang dikelola untuk menanam teh hanya 1.481 hektare, luas tersebut lebih sedikit dari perkebunan teh yang ada di Indonesia.
Dia mengatakan, berbeda dengan perusahaan BUMN lainnya yang juga mengelola perkebunan teh, PT Mitra Kerinci lebih fokus untuk pembuatan green tea atau teh hijau.
"Sekarang ini harga teh hijau sangat bagus, yaitu Rp14.000 per kilogram. Karena itu kami lebih fokus masuk ke pasar tersebut," katanya.
Selain itu, imbuhnya, jika hanya mempertahankan pembuatan teh hitam, maka perusahaan akan sulit mendapatkan keuntungan karena semua perkebunan teh milik BUMN fokusnya untuk teh hitam.
"Kita tetap memproduksi teh hitam maupun putih tetapi lebih fokus untuk teh hijau karena harganya lebih bagus," jelasnya.
Dia menambahkan, produksi teh hitam Mitra Kerinci saat ini hanya 30 ton setiap hari, sedangkan teh putih disesuaikan dengan permintaan.
"White tea prosesnya cukup sulit dan harganya sangat tinggi yaitu Rp2 juta per kilogram oleh karena itu produksinya hanya sesuai dengan permintaan saja," jelasnya.
Pewarta: Hamriadi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014