"Tidak seorang pun di ruangan ini yang berperang melawan Rusia, tetapi semua menginginkan perdamaian yang berkelanjutan, perdamaian yang menghormati aturan internasional dan memulihkan kedaulatan Ukraina," kata Macron pada KTT soal Ukraina di resor Burgenstock, Swiss.
"Kita harus memperkuat prinsip dasar Piagam PBB tentang hukum internasional agar perbatasan dan kedaulatan dihormati," katanya. Ia mengkritik Rusia karena menjadi kekuatan revisionis.
Dia menganggap KTT di Swiss sebagai "tonggak sejarah" untuk menegaskan kembali keterikatan pada "prinsip-prinsip inti hukum internasional."
Presiden Prancis itu juga mengecam Rusia karena menargetkan "sasaran sipil dan infrastruktur," yang dia gambarkan sebagai "kejahatan perang."
Piagam PBB "tulang punggung perdamaian di Ukraina"
Sementara itu, Ketua Dewan Uni Eropa Charles Michel mengatakan "hukum internasional dan Piagam PBB harus menjadi tulang punggung bagi perdamaian yang adil di Ukraina."
Dia menekankan bahwa sudah menjadi "tugas kolektif" masyarakat internasional untuk "melindungi dunia yang berdasarkan hukum."
Michel juga mengatakan, "Tidak ada ruang untuk standar ganda."
"Hukum internasional harus dilindungi kapan pun dan di mana pun," baik di Ukraina maupun di Timur Tengah.
"Ini adalah tanggung jawab global kita," ujarnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Menlu Inggris dan Prancis: Kekalahan Ukraina bermakna kekalahan Barat
Baca juga: Tolak usul Macron, Spanyol tak akan kirim tentara ke Ukraina
Macron bertemu Zelenskyy setelah pembicaraan dengan Putin
Penerjemah: Katriana
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024