Istanbul (ANTARA) - Jepang dan Italia pada Jumat (14/6) menyetujui rencana aksi untuk memperkuat kerja sama dalam diplomasi, pertahanan, dan keamanan ekonomi di tengah meningkatnya ketegangan global.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni bertemu di Fasano, Italia, selama KTT G7 untuk menyelesaikan rencana tersebut, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang.
Perjanjian tersebut mencakup tujuh bidang fokus termasuk kerja sama dalam diplomasi, pertahanan dan keamanan ekonomi, yang menyoroti perlunya peningkatan kolaborasi di tengah kebangkitan militer China dan invasi Rusia ke Ukraina.
Ekonomi, budaya dan pertukaran antara masyarakat, bidang akademik, ilmu pengetahuan dan teknik, serta pangan dan pertanian merupakan bidang kerja sama lain antara kedua negara.
"Dengan kesadaran bersama bahwa keamanan Eropa dan Indo-Pasifik tidak dapat dipisahkan, dan dengan tujuan bersama untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas internasional, Jepang dan Italia akan terus bekerja sama untuk mengatasi tantangan global saat ini," kata pernyataan tersebut.
Konstitusi Jepang, yang menolak perang, secara tradisional membatasi ekspor pertahanan.
Namun, Tokyo telah melonggarkan pembatasan tersebut sejak 2014, sehingga memungkinkan pengembangan peralatan pertahanan bersyarat.
Khususnya, Jepang berencana untuk bersama-sama mengembangkan jet tempur generasi berikutnya dengan Inggris dan Italia pada 2035, yang menandai pengembangan peralatan pertahanan bersama yang pertama.
Jepang telah menandatangani perjanjian pertahanan dengan 16 negara lain, termasuk Australia, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Swedia, Thailand, Uni Emirat Arab, Inggris, AS, Vietnam dan Ukraina.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Inggris, Jepang, Italia tanda tangani perjanjian program jet tempur
Baca juga: Para pemimpin G7 bersatu mendukung 'gencatan senjata segera' di Gaza
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024