Paris (ANTARA News) - Perancis dan Italia akan bertemu pada putaran penyisihan Euro 2008 Rabu, yang disebut-sebut sebagai pertandingan ulang antara dua tim besar itu.
Pertandingan itu bahkan disebut sebagai pertandingan balas dendam bagi Perancis setelah kedua tim itu bertemu dalam Piala Dunia Juli lalu dan Perancis kalah dalam adu penalti.
Kedua tim sempat menjadi bahan pembicaraan dunia, karena mantan kapten tim Zinedine Zidane menanduk pemain bertahan Italia, Marco Materazzi, dan hal ini menjadi bahan berita panas dalam menyambut pertemuan kedua tim.
Gennaro Gattuso dari Italia menggambarkan bahwa Perancis merupakan tim yang apes menjelang pertandingan Grup B.
"Ketika kami kalah pada dalam Euro 2002, 10 detik menjelang akhir pertandingan, kami tidak mengeluh ke mana-mana," kata Gattuso.
"Memang benar kami merasakan amat sulit menerima kekalahan, tetapi mereka (Perancis) merupakan tim yang kalah lebih menyakitkan," katanya.
"Setidaknya berdasar angka yang terjadi dalam pertandingan itu, Italia sebenarya merupakan runner-up atas Perancis," tambahnya.
Setidaknya, wasit yang memimpin pertandingan di Stade de France di Perancis, Rabu, Herbert Handel, siap dengan berbagai kemungkinan yang terjadi di lapangan.
"Saya tidak pernah setakut ini sebelumnya dalam karir saya selama 27 tahun dalam sepakbola atau sejak memimpin pertandingan di level atas mulai 1989," kata Handel.
"Berbicara secara umum, kedua tim akan memulai pertandingan secara bersih. Saya siap baik dari segi psikologi mau pun dari sisi fisik," katanya.
"Tentu saja kita mengharapkan akan terjadi pertandingan besar tetapi di atas itu semua saya sebagai wasit ingin melihat pertandingan klasik antara dua tim besar eropa yang dikenal dengan pertandingan jujur mereka," katanya.
Perancis maju ke lapangan sebagai favorit setelah membukukan kemenangan mengesankan 3-0 atas Georgia, Sabtu, sedangkan Italia dengan memprihatinkan ditahan imbang 1-1 di kandang sendiri oleh Lithuania.
Dengan belum berputarnya kompetisi Italia, maka banyak pemainnya yang belum mengikuti pertandingan secara serius musim ini.
Pelatih Italia, Roberto Donadoni, tidak akan panik dengan berbagai hal yang terjadi pada timnya.
"Saya tidak akan membuat pergantian pemain melawan Perancis," kata Donadoni, "Saya amat bangga dengan para pemain dan semua tim."
Sementara itu, Inggris kelihatannya lebih mengkhawatirkan masalah rasial ketimbang lawan mereka saat berkunjung melawan Macedonia di Skopje.
Macedonian FA didenda UEFA setelah pemain kulit hitam Inggris dihina secara verbal dalam pertandingan babak penyisihan Euro 2004 pada September 2003.
Namun kapten John Terry, yang bermain dan menang 2-1 di Skopje tiga tahun lalu, merasa yakin Inggris akan dapat mengatasi pertandingan mendatang.
"Itu merupakan tempat menarik yang akan kami kunjungi. Masa lalu memang kurang enak di tempat itu, tetapi kami sudah melupakan hal itu," katanya.
"Kami sudah memiliki separuh-separuh di tim kami, separuh pemain berwarna kulit hitam dan separuhnya putih dan kami yakin akan mendapat dukungan penuh dari dari penonton Inggris," katanya.
Kedua tim memenangi pertandingan pertama mereka, Inggris mengalahkan Andorra 5-0 dan Macedonia unggul atas Estonia 1-0.
Lawan mereka di Grup E, Kroasia, kalah atas Rusia pada pertandingan awal mereka.
Striker Bosko Balaban, Ivica Olic dan pemain tengah Darijo Srna dihukum pelatih Slaven Bilic karena menyelinap dari hotel mereka dan pergi ke klub malam di Zagreb.
Bilic mengatakan, "Saya tidak mengerti mengapa tiga pemain itu meninggalkan hotel tanpa meninggalkan pesan sedikit pun. Hal ini tidak dapat diterima dan kami tidak akan memakai mereka."
Presiden Federasi Sepakbola Kroasia, Vlatko Markovic, mengatakan, "Apa yang terjadi amat mengecewakan."
"Ketiga pemain itu merupakan pemain bagus tetapi kami harus menghukum mereka karena mereka sudah merusak reputasi tim," katanya.
Menanggapi hal mengejutkan itu, Balaban mengatakan, "Saya bersalah. Kami melakukan kekeliruan dan kami menerima konsekuensinya."
Para pendukung tim Jerman sedang mengincar pesta gol mereka setelah Sabtu menang 1-0 atas Republik Irlandia dan berikutnya melakukan perjalanan ke San Marino untuk meneruskan penyisihan di Grup D.
Namun striker Miroslav Klose memperingati pendukung dari negaranya agar tidak terlalu menuntut mereka.
"Kami ingin memenangi pertandingan itu dan memang itulah yang kami incar. Tapi saya tidak menargetkan akan mencetak gol tiga atau empat," kata Klose.
"Kami berusaha tidak membuat kesalahan. Rasanya susah mengalahkan Irlandia dan kami tidak menganggap remeh mereka," katanya dikutip AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006