Jakarta, 5/9 (ANTARA) - Nilai tukar rupiah masih menarik walaupun BI kembali menurunkan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 50 basis poin dari 11,75 persen menjadi 11,25 persen. "Jarak antara BI rate dengan The Fed (suku bunga Fed Fund) masih lebar sehingga rupiah masih menarik," kata analis Sinar Mas Securities, Alfiansyah, di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, suku bunga The Fed saat ini adalah 5,25 persen. Alfiansyah mengatakan, jika inflasi di Indonesia sekitar enam hingga tujuh persen hingga akhir tahun maka BI rate bisa diturunkan menjadi sembilan persen. "Angka ini masih menarik," katanya. Alfiansyah mengatakan penurunan BI rate tersebut merespon angka inflasi yang cukup rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi Agustus 2006 sebesar 0,33 persen, sedangkan inflasi tahun kalender (Januari 2006 terhadap Agustus 2006) sebesar 3,67 persen dan inflasi YoY (Agustus 2005 terhadap Agustus 2006) tercatat sebesar 14,90 persen. Rendahnya inflasi tersebut, katanya, mencerminkan kondisi makro yang terkendali dengan baik sehingga memberi peluang BI rate turun. Ke depan, katanya, penurunan BI rate memberikan peluang suku bunga kredit juga turun. Turunnya suku bunga kredit akan dapat menggerakan setkor riil yang dapat memberikan efek ganda yang baik bagi perekonomian Indonesia. Sebelumnya pada 8 Agustus BI juga menurunkan BI Rate sebesar 50 basis poin, dari 12,25 persen menjadi 11,75 persen. BI menargetkan BI rate akan bisa mencapai 10 persen jika inflasi sampai akhir tahun delapan persen.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006