Seoul (ANTARA) - Profesor kedokteran dari universal ternama Korea Selatan yakni Universitas Nasional Seoul (SNU) menyampaikan permintaan maaf kepada pasien karena merencanakan mogok kerja tanpa batas waktu minggu depan sebagai protes terhadap reformasi medis pemerintah.

"Kami ingin menyampaikan bahwa kami benar-benar minta maaf kepada pasien yang menderita kasus kritis dan penyakit langka. Kami gagal memahami sepenuhnya bahwa rencana kami melawan pemerintah dapat menyebabkan keputusasaan bagi pasien," kata komite tanggap darurat profesor kedokteran SNU dalam konferensi pers di Seoul, Jumat.

Permintaan maaf yang dikeluarkan oleh komite tersebut muncul ketika para profesor yang menjabat sebagai dokter senior di rumah sakit SNU telah berjanji untuk menghentikan operasi rumah sakit tanpa batas waktu mulai 17 Juni.

Para profesor juga bersumpah untuk melanjutkan perawatan bagi pasien yang sakit kritis tanpa hambatan.

Pemogokan kerja dilakukan karena tidak ada terobosan yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik antara pemerintah dan dokter peserta pelatihan yang telah meninggalkan tempat kerja sejak Februari sehubungan dengan peningkatan kuota pendaftaran sekolah kedokteran yang ditetapkan pemerintah.

Komite menjelaskan penutupan yang direncanakan berarti penghentian layanan medis dan operasi bagi pasien rawat jalan dan pasien yang menderita kasus ringan. Komite juga menekankan bahwa pemogokan yang direncanakan tidak akan mempengaruhi perawatan bagi pasien yang serius.

Para profesor SNU menuntut pemerintah mengakui tanggung jawabnya sebagai penyebab krisis medis saat ini dan mengambil tindakan praktis. Mereka juga menyerukan upaya memperbaiki kondisi untuk melatih dokter junior dan membentuk badan konsultasi untuk dialog antara pemerintah dan dokter.

Selain pemogokan yang direncanakan oleh para profesor SNU, Asosiasi Medis Korea, sebuah kelompok lobi utama bagi para dokter, memutuskan untuk melakukan pemogokan satu hari pada 18 Juni yang dapat melibatkan dokter komunitas dan profesor kedokteran.

Meski mendapat tentangan keras, pemerintah menyelesaikan peningkatan kuota penerimaan sekolah kedokteran sekitar 1.500 kursi pada akhir bulan lalu dalam upaya mengatasi kekurangan dokter. Itu merupakan peningkatan pertama dalam 27 tahun.

Sumber : Yonhap
Baca juga: Dokter di rumah sakit besar Seoul mulai pemogokan pada 17 Juni
Baca juga: Korsel tunda rencana beri tindakan hukum ke dokter yang mogok kerja
Baca juga: Beberapa dokter pelatihan kembali ke rumah sakit di tengah pemogokan

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024