Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Iman Hidayat mengatakan bank benih adalah fasilitas khusus yang digunakan untuk menyimpan dan melestarikan benih dari berbagai tumbuhan.
"Tujuan utamanya untuk menjaga keragaman genetik tumbuhan dan memastikan ketersediaan sumber benih di masa depan,” kata Iman dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Pada 10-15 Juni 2024, BRIN mengadakan kursus teknik konservasi benih pada Kawasan Konservasi Ilmiah (KKI) Kebun Raya Eka Karya di Bali.
Pelatihan itu merupakan program kerja sama antara BRIN, Arcadia Fund – Royal Botanic Gardens Kew, dan Garfield Weston Foundation.
Baca juga: BI bagikan benih cabai dukung program kemandirian pangan di Sumsel
Iman mengungkapkan ada tiga hal penting yang perlu disoroti terkait pembangunan bank benih di Indonesia. Pertama, mengenai pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang akan mengelola bank benih BRIN yang bersifat nasional.
Kegiatan pengembangan melalui pelatihan dengan melibatkan tim ahli dari Millennium Seed Bank Royal Botanical Gardens.
"Metode pelatihan yang disajikan berupa materi mulai dari standarisasi hingga pengelolaan benih secara teknis maupun manajerial," ujar Iman.
Hal kedua yang menjadi sorotan adalah biji tumbuhan yang ada di seluruh Indonesia memiliki potensi luar biasa sebagai sumber pangan dan kesehatan.
Iman menekankan perlunya tindakan penyelamatan dan antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan menyimpan biji di bank benih.
"Hal ketiga, saya berharap melalui pelatihan ini tumbuh kesadaran untuk melindungi keberlangsungan ketersediaan benih," ucapnya.
Koordinator Pelaksana Fungsi Pengelolaan Koleksi Ilmiah Bank Benih BRIN Ade Yusup Yuswandi menjelaskan peningkatan fasilitas terkait Bank Benih terus dilakukan.
Secara garis besar proses pengelolaan koleksi bank benih dimulai dari pengumpulan koleksi, pemrosesan benih, penyimpanan, pengujian viabilitas, dan pengelolaan data koleksi.
Ade mengungkapkan bahwa metode penyimpanan benih menggunakan suhu yang rendah, yaitu minus 20 derajat Celcius hingga 3 derajat Celcius.
"Hanya benih yang dapat melalui proses pengeringan dan pembekuan yang dapat disimpan," ujarnya.
Program bank benih sudah diinisiasi dari tahun 2017. Kegiatan itu dimulai sejak penandatanganan nota kesepahaman dengan Kebun Raya Kew Inggris dan Pusat Penelitian Biologi serta Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan Kebun Raya.
Kegiatan konservasi benih untuk tanaman-tanaman terancam kepunahan di wilayah hotspot biodiversitas Indonesia masih terus dilanjutkan hingga kini.
Peneliti Pusat Riset Botani Terapan BRIN Dian Latifah mengatakan selain melakukan riset di bidang biologi benih dan konservasi benih, program itu juga mencakup bidang ekologi regenerasi atau ekologi benih.
"Ke depannya, program itu akan memberikan banyak manfaat bagi peneliti maupun staf di BRIN yang mengelola benih secara langsung,” pungkasnya.
BRIN memusatkan bank benih di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prinsip konservasi benih mewajibkan adanya sebuah duplikat.
Oleh karena itu, BRIN diharapkan dapat menduplikasikan koleksi benihnya di tempat lain. Duplikasi dilakukan agar jika terjadi bencana alam atau kerusakan di suatu fasilitas, maka jenis benih yang ada di daerah tersebut masih tersimpan di bank benih pada lokasi lain.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024