Batam (ANTARA News) - Tiga bocah asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, bersama Farida (31) ibu mereka, ditampung di Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Batam, karena sudah satu setengah bulan hidup telantar di Tanjungpinang dan Batam, Kepulauan Riau.
"Suami saya warga negara Malaysia. Kami menikah saat saya masih berada di Malaysia. Dari pernikahan itu kami dikaruniai tiga anak. Namun sejak saya pulang ke Lombok pada pertengahan 2012 sampai sekarang, saya belum bertemu suami saya," kata Farida yang mengaku beralamat di Sandubaya, Peringgabaya, Pelabuhan Lombok, Sanubai Barat, Lombok saat berada di Rumah Singgah Dinsos Batam, Selasa.
Ketiga bocah itu masing-masing Daniel, Muhammad Doni, dan Arief. Mereka dibawa Farida ke Tanjungpinang untuk mencari suami yang juga ayah dari anak-anaknya itu.
Ia mengatakan berangkat dari Lombok sekitar satu setengah bulan lalu beserta tiga anak laki-lakinya yang masing-masing berusia lima tahun, dua tahun, dan enam bulan untuk mencari suaminya ynag bernama Muhammad Kamal yang tengah bekerja di Tanjungpinang.
"Saya naik kapal Pelni tujuan Tanjungpinang. Perjalanan Sekitar satu minggu. Namun saat saya sampai, suami saya sudah kembali ke Malaysia, pekerjaan di Tanjungpinang sudah selesai. Saya nekat, karena sejak saya pulang ke Lombok tidak lagi diberi nafkah oleh suami saya. Sementara anak ada tiga," kata dia.
Ia mengatakan, tidak mampu mengurusi anak-anaknya dan memberanikan diri ke Tanjungpinang setelah sebelumnya sudah menghubungi suaminya dan berjanji bertemu.
"Suami saya ikut majikannya bekerja di Batu 10 Tanjungpinang. Namun dua hari sebelum saya sampai dia sudah kembali ke Malaysia," kata dia.
Farida mengatakan, suaminya meninggalkan nomor telepon pada seorang yang tinggal pada ruko berdampingan dengan tempat kerja suaminya.
"Orang itu memberikan nomor telepon yang ditinggalkan suami saya. Saat saya hubungi aktif, dan dia mengatakan akan mengirim uang untuk biaya ketiga anaknya. Namun sampai sekarang tidak ada uang yang dikirim," kata Farida.
Setelah itu, kata dia, ia sempat satu minggu di Tanjungpinang sebelum akhirnya memutuskan untuk ke Batam dengan kapal feri tujuan Pelabuhan Telaga Punggur.
"Sampai Punggur, karena saya bersama tiga anak yang masih kecil. Tas saya berisi uang, telepon gengam, dan dokumen penting lainnya hilang. Entah dicuri atau tertinggal di kapal," kata dia.(*)
Pewarta: Larno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014