Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan letusan itu terjadi siang ini pada pukul 11.31 WIT.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker), dan mata (kacamata)," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu, Gradita Trihadi, dalam laporan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Gradita menuturkan warna awan abu vulkanik yang terbentuk akibat peristiwa erupsi tersebut adalah kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah barat laut.
Erupsi itu tercatat pada alat seismogram dengan amplitudo maksimum 9 milimeter dan durasi lebih kurang 2 menit 7 detik.
Sejak 16 Mei 2024 sampai hari ini, Gunung Ibu masih menyandang status awas atau level IV lantaran aktivitas vulkanik dan kegempaan masih terbilang tinggi.
Jarak bahaya berada dalam radius empat kilometer dan perluasan sektoral berjarak tujuh kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
PVMBG merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius bahaya tersebut.
"Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah," kata Gradita.
Gunung Ibu merupakan gunung api tipe strato dan memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
Baca juga: Badan Geologi: Kubah lava muncul di kawah Gunung Ibu
Baca juga: Gunung Ibu meletus hasilkan awan abu setinggi empat kilometer
Baca juga: Gunung Ibu meluncurkan awan abu setinggi empat kilometer
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024