”Saya mendorong para santri untuk bisa turut serta membangun ketahanan pangan dengan memulai bisnis bercocok tanam, untuk bisa mampu mencukupi memenuhi kebutuhan kehidupan di lingkungan pesantren itu sendiri,” ujarnya saat kegiatan ketahanan pangan di Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Qur’an Baitul Hayat, Kecamatan Mancak, Serang, Banten, Kamis.
Para santri juga harus mampu memberikan sumbangsih kepada warga masyarakat, sekaligus juga mengedukasi bagi para santri untuk bisa masuk menjadi petani milenial dengan mengadopsi teknologi, yang mana saat ini sangat sulit untuk mencari atau mendapatkan pekerjaan maka harus beralih pada pertanian yang menggunakan alat modern atau mekanik.
”Sudah dilakukan beberapa training dan kemudian selanjutnya bisa masuk pada proses. Jadi tidak hanya bertani bercocok tanam, tapi juga hasilnya langsung diproses pada pasar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Jadi walaupun yang dikerjakan itu sedikit, tapi nanti akan memiliki nilai-nilai tambah yang besar,” ungkapnya.
Mardiono menyebutkan untuk merealisasikan harapan itu pihaknya memulai dari pesantren-pesantren dari yang kecil-kecil karena jika pesantren besar dipastikan sudah mandiri.
”Maka kita mulai dari pesantren kecil-kecil ini untuk kita memberikan edukasi termasuk juga memberikan bantuan, seperti alat pertanian yang dibutuhkan untuk mengolah dan bercocok tanam dan nanti termasuk berternak,” terangnya.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Serang Nanang Supriatna, mengatakan edukasi di pondok pesantren diharapkan santri dapat menjadi generasi penerus pertanian dengan melatih para santri santriwati.
"Nanti kami dari Pemda Serang akan membantu juga untuk pelatihan, bibit dan sebagainya. Mudah mudahan kolaborasi yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemda Serang bisa terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Baca juga: PBNU dan Shopee dorong UMKM diajari pemahaman administrasi
Pewarta: Desi Purnama Sari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024