Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Selasa pagi, menguat tipis menjadi Rp9.070/9.075 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada Rp9.075/9.083 per dolar AS atau mengalami kenaikan sebesar lima poin. "Kenaikan rupiah yang terus berlanjut karena pasar masih tetap positip terhadap pergerakan mata uang lokal yang didukung dengan membaiknya yen di pasar global, " kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Selasa. Dia mengatakan pelaku lokal masih membeli rupiah meski tidak besar, namun mendorong mata uang lokal itu makin mendekati level Rp9.000 per dolar AS. Kondisi ini menunjukkan bahwa rupiah stabil pada kisaran antara Rp9.000 per dolar AS sampai Rp9.100 per dolar AS, katanya. Mengenai membaiknya yen, menurut Kostaman, karena muncul aksi short-covering di pasar mendorong mata uang asing itu naik terhadap dolar AS dan euro, bahkan sejumlah mata uang regional lainnya. Disisi lainnya juga munculnya isu bahwa Bank Sentral Jepang (BOJ) akan menaikkan tingkat suku bunganya setelah data ekonomi Jepang cenderung melambat, katanya. Dolar AS terhadap yen merosot menjadi 115,80 atau turun 0,2 persen, euro terhadap dolar AS menjadi 148,75 persen atau turun 0,49 persen dan yen terhadap pondsterling, Swiss Francs dan dolar Kanada dan dolar Australia juga menguat. Ditanya mengenai daya beli masyarakat yang rendah, dia mengemukakan pemerintah harus mempercepat penggunaan belanja negara ke sektor yang produktif untuk memacu daya beli masyarakat. Di samping itu juga melakukan perbaikan yang lebih positip terhadap iklim investasi, apalagi Presiden Yudhoyono di Singapura mengatakan akan terus memperbaiki iklim usaha dalam upaya menarik investor asing melakukan investasi jangka panjang, katanya. Memang, lanjutnya, bunga cenderung turun yang akan diikuti bunga kredit bank, namun debitur masih menahan diri untuk mencari kredit baru, karena lemahnya daya beli masyarakat, sekalipun tingkat suku bunga pinjaman mencapai 10 persen. Karena untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih cepat, maka pemerintah harus segera melakukan hal yang terbaik terutama faktor keamanan, kenyamanan dan kemudahan untuk melakukan investasi bagi investor asing, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006