Kami mengawal beras ini karena secara 'year on year' masih inflasi.
Medan (ANTARA) - Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) terus mengawal fluktuasi harga beras, meski mengalami penurunan atau deflasi pada Mei 2024 secara bulan ke bulan (month to month).

"Kami mengawal beras ini karena secara 'year on year' masih inflasi," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu, di Medan, Kamis.

Arif menyebut, hal itu menjadi salah satu upaya pihaknya, sebagai salah satu Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), untuk mengendalikan inflasi di Sumut.

Pada Mei 2024, inflasi month to month Sumut mencapai 0,48 persen dengan deflasi beras 0,02 persen.

Secara tahunan (year on year), inflasi Sumut ada di angka 4,26 persen. Harga beras menjadi salah satu penyumbang inflasi tersebut yakni 0,56 persen.

"Namun memang untuk inflasi di Sumut lebih banyak disebabkan oleh komoditas seperti cabai merah dan bawang merah," kata Arif.

Ke depan, Arif Mandu menyebut pihaknya mewaspadai musim kemarau yang berpotensi terjadi di Indonesia.

Menurut dia, musim kering tersebut berpotensi menyebabkan gagal tanam dan gagal panen yang bisa kembali menaikkan harga beras.

Namun, Arif yakin pemerintah melalui Kementerian Pertanian sudah melakukan berbagai kebijakan untuk mengurangi dampak musim kemarau tersebut.

"Saya melihat Kementerian Pertanian sudah melakukan antisipasi yang tepat terutama melalui pompanisasi," ujar dia lagi.

Pada Mei 2024, seluruh daerah di Sumut mengalami penurunan harga beras dibandingkan bulan sebelumnya. Deflasi tertinggi beras Sumut terjadi di Kabupaten Labuhanbatu yakni -2,10 persen.
Baca juga: Bulog Sumut siap jika bantuan beras diperpanjang hingga Desember
Baca juga: Bulog Sumut eratkan koordinasi dengan Bea Cukai terkait beras impor


Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024