Berdasarkan keterangan pers di laman BI, posisi utang luar negeri Indonesia pada November 2013 tercatat sebesar 260,3 miliar dolar AS atau mencapai 29,2 persen dari PDB.
Pertumbuhan utang yang melambat terutama dipengaruhi oleh berkurangnya utang sektor publik yang pada November 2013 tercatat turun 2,7 persen (yoy) menjadi 123,3 miliar dolar AS.
Sementara utang luar negeri sektor swasta mencapai 137,1 miliar dolar AS, tumbuh melambat menjadi 10,2 persen (yoy) dibanding bulan sebelumnya 11,5 persen (yoy).
Berdasarkan jangka waktu, perlambatan pertumbuhan utang luar negeri terjadi baik pada utang jangka panjang maupun jangka pendek.
Utang luar negeri berjangka panjang pada November 2013 tumbuh 3,2 persen (yoy), lebih lambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 5,5 persen (yoy), sedangkan yang berjangka pendek tumbuh 6,0 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan Oktober 2013 8,3 persen (yoy).
Pada November 2013, utang luar negeri berjangka panjang mencapai 214,4 miliar dolar AS, atau mencapai 82,4 persen dari total utang luar ngeri Indonesia.
Dari jumlah tersebut, utang luar negeri berjangka panjang sektor publik mencapai 116,6 miliar dolar AS atau 94,6 persen, sementara berjangka panjang sektor swasta sebesar 97,8 miliar dolar AS atau sebesar 71,4 persen dari total utang luar negeri sektor itu.
Perlambatan pertumbuhan utang luar negeri sektor swasta terjadi pada hampir semua sektor.
Utang luar negeri Indonesia terutama terarah pada tiga sektor ekonomi--keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, kemudian sektor industri pengolahan, serta pertambangan dan penggalian dengan pangsa masing-masing 26,1 persen, 20,5 persen, dan 18,2 persen dari total utang luar negeri swasta.
Utang luar negeri sektor keuangan dan sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 9,4 persen (yoy) dan 9,1 persen (yoy), lebih lambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 12,5 persen (yoy) dan 11,7 persen (yoy).
Namun demikian, ULN sektor pertambangan terakselerasi menjadi 20,2 persen (yoy) dari 16,0 persen (yoy) di bulan Oktober 2013.
Bank Indonesia memandang moderasi pertumbuhan utang luar negeri Indonesia sejalan dengan perlambatan kegiatan ekonomi domestik.
Perekonomian Indonesia tahun 2013 diprakirakan tumbuh 5,7 persen, melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2012 yang mencapai 6,2 persen.
Hal tersebut berdampak pada melambatnya aktivitas ekonomi, sehingga pada gilirannya menurunkan kebutuhan pembiayaan, termasuk melalui utang luar negeri.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014