Jakarta (ANTARA) - Upaya mengantisipasi banjir di wilayah Jakarta Barat menjadi salah satu indikator penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam Program Kampung Iklim (Proklim) Tingkat Nasional 2024.

Hal tersebut disampaikan oleh anggota Tim Verifikator KLHK, Grace Tri Aprilina dalam verifikasi Proklim Nasional 2024 di RW 06 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, pada Rabu.

"(Indikator) Misalnya, aksi adaptasi perubahan iklim dengan pembuatan sumur resapan atau lubang biopori. Ini agar lingkungan tidak tergenang air saat hujan," kata Tri di Jakarta pada Rabu.

Ia menegaskan, Proklim yang diinisiasi KLHK ditujukan untuk mendorong masyarakat melaksanakan aksi-aksi pengendalian lingkungan sebagai mitigasi perubahan iklim.

Baca juga: DKI raih sejumlah penghargaan pada Program Kampung Iklim

Selain lubang resapan, kata Tri, mitigasi perubahan iklim juga dilakukan dengan penghijauan pada sejumlah ruas jalan supaya lingkungan menjadi asri dan udara segar.

"Komponen lain dalam Proklim itu aksi dukungan keberlanjutan. Ini yang kita harapkan, selain dari masyarakat, juga dukungan pemerintah daerah, perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)," kata dia.

Ketua Rukun Warga (RW) 06 Kelurahan Kota Bambu Selatan (KBS), Muhamad Taufik memaparkan kegiatan Proklim di RW 06 seperti empat buah lampu penerangan bertenaga surya.

"Pos RW 06 ini pusat kegiatan masyarakat. Di sini ada layanan Posyandu, Posbindu, Bank Sampah dan senam. Kalau Posyandu itu minggu pertama setiap bulan, kalau pemilahan sampah setiap Kamis," kata Taufik.

Adapun kegiatan Proklim unggulan RW 06 adalah Kebon Raya di RT 12/RW 06. Lahan warga seluas 200 meter itu dipakai untuk menanam aneka tanaman produktif, seperti bayam Brazil, cabai, jeruk dan singkong.

Baca juga: KLHK berikan penghargaan Proklim Lestari untuk Kebon Kosong Jakpus

Tak jauh dari Kebon Bayam, terdapat Gang Hijau yang berada di empat Rukun Tetangga (RT), yakni RT 1, 2, 11 dan 12.

"Gang Hijau ini termasuk unggulan Proklim. Di situ ada tanaman sayur yang ditanam dengan media hidroponik, lubang biopori, komposting dan tanaman obat keluarga," kata dia.

Bersebelahan dengan Taman Toga terdapat taman baca yang diperuntukkan untuk anak-anak supaya bisa membaca berbagai jenis buku pengetahuan dan pelajaran.

Kemudian sekitar 100 meter keluar dari Gang Hijau terdapat taman anggur dan rumah konservasi air. "Rumah Muhamad Nuh, dijadikan contoh hunian konservasi air. Kalau hujan tidak langsung ke saluran air, tapi dialiri ke tanah," kata Taufik.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024