Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut bahwa kekuatan gotong royong berhasil menurunkan stunting di Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
"September 2023 kasus stuntingnya di Kota Palopo 228, setelah itu digerakkan dengan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Ini luar biasa karena baru di Palopo ini semua anak stunting dibagi habis, mulai dari TNI, Polri, PNS, gotong-royong itu kekuatan yang besar," kata Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Hasto menyampaikan hal tersebut saat mengunjungi Kota Palopo pada Selasa (11/6) untuk menghadiri acara "Kick off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting" di Posyandu Nuri, Kelurahan Penggoli, Kecamatan Wara Utara.
Ia juga mengapresiasi Kota Palopo yang meski wilayahnya kecil, tetapi memiliki banyak perguruan tinggi.
"Kota ini unik, tidak luas, penduduknya 190.000 jiwa, dari ujung ke ujung setengah jam sudah tercapai. Namun, yang saya agak merinding ternyata jumlah perguruan tingginya lebih dari 15. Ini luar biasa," ujarnya.
Baca juga: Kemenkes paparkan tantangan kesehatan ibu dan neonatus
Ia juga memberikan apresiasi tinggi pada Kota Palopo yang berhasil menurunkan angka prevalensi stunting hingga 1,9 persen (berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau EPPGBM), dan mengalahkan kota-kota besar di Pulau Jawa. Saat ini, kasus stunting di Kota Palopo tinggal 78 kasus.
Hasto juga menekankan pentingnya prakonsepsi (persiapan kehamilan) terhadap para calon pengantin.
"Periksa lingkar lengan, hemoglobin (kandungan sel darah merah) itu sangat murah, Rp100 ribu semua sudah diperiksa, bahkan di Palopo ini sudah menggratiskan semua pemeriksaan pranikah di puskesmas," kata dia.
Ia mengemukakan, untuk laki-laki, bisa dipersiapkan 75 hari sebelum menikah.
"Untuk laki-laki, persiapannya 75 hari sebelum menikah, perlu mengurangi rokok dan alkohol, karena keduanya bersifat toksik bagi kualitas sperma. Harapan kami, untuk mencegah stunting baru, itu yang harus dilakukan," tuturnya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Palopo Asrul Sani menyebutkan jumlah keluarga risiko stunting di Palopo saat ini sebanyak 6.178 keluarga, dan yang sudah diintervensi serta didampingi oleh tim pendamping keluarga sebanyak 4.348 keluarga.
"Di kota kami bahkan sudah ada 12 kelurahan yang nol stunting, ini berkat kolaborasi baik itu unsur forkopimda, pemda, perguruan tinggi, dan instansi swasta, karena ini menyangkut masa depan bangsa kita," kata Asrul.
Sedangkan Sekretaris Daerah Kota Palopo, Firmanza, melaporkan bahwa intervensi serentak penurunan stunting di Palopo menyasar 12.537 balita, yang dijadwalkan pada 1-25 Juni 2024 di 154 Posyandu. Hingga tanggal 8 Juni 2024, kegiatan ini telah dilaksanakan di 41 posyandu pada 2.804 anak (22,3 persen).
Baca juga: BKKBN ajak masyarakat sajikan masakan sendiri di meja makan
Baca juga: BKKBN ingatkan penting bagi masyarakat sediakan hari bersama keluarga
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024