Jambi (ANTARA) - Universitas Jambi (Unja) dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komite Daerah Jambi memperkuat pengetahuan dan kesadaran 500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi setempat dalam manajemen dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Rektor Unja Prof Helmi di Jambi, Rabu, mengatakan pentingnya pembelajaran bersama untuk memahami penanggulangan karhutla dan memupuk kepedulian terhadap pencegahan karhutla untuk keberlanjutan lingkungan.
“Saya ingin menekankan pentingnya kolaborasi dan pembelajaran bersama untuk memahami penanggulangan karhutla," katanya.
Rektor juga mengajak seluruh sivitas akademika dan masyarakat Jambi untuk ikut serta dalam upaya pencegahan karhutla dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang dampak negatif dari karhutla terhadap lingkungan dan keberlanjutan ekosistem.
Baca juga: Guru besar Unja ciptakan teknologi penyedia air bersih lahan gambut
Kegiatan simulasi penanganan karhutla ini juga mendatangkan helikopter jenis Bell 412 untuk water booming serta gelar alat perlengkapan lainnya.
Edukasi penanggulangan karhutla ini mengambil inspirasi dari keberhasilan Provinsi Jambi dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan selama fenomena El Nino 2023.
Ketua APHI Komda Jambi Taufik Qurochman mengatakan kolaborasi antarinstansi ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, memastikan kesiapsiagaan yang lebih baik dalam menghadapi situasi darurat.
Selain edukasi, kegiatan ini juga memperkenalkan teknologi terkini dalam pemadaman kebakaran serta memperkuat koordinasi antara berbagai lembaga terkait.
Baca juga: Unja sampaikan fakta degradasi sungai Batanghari ke Gubernur Jambi
Dengan adanya partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan diharapkan dapat tercipta strategi yang lebih efektif dan responsif dalam penanggulangan kebakaran hutan di masa mendatang.
“Keberhasilan Jambi dalam menanggulangi kebakaran hutan merupakan contoh bagi daerah lain, dan melalui pelatihan ini, kami berharap dapat meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan semua pihak dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan,” kata Taufik.
Mahasiswa Prodi Kehutanan Unja Rinda Octari mengatakan kegiatan simulasi ini mengedukasi bagi masyarakat awam maupun mahasiswa yang bingung cara menangani karhutla.
"Perkuliahan secara langsung di lapangan sangat berbeda dibandingkan dengan di kelas, saat di lapangan sangat seru dan menarik cara mengedukasinya," kata dia.
Baca juga: Unja-Universitas di Belanda, Prancis, dan Slovenia jalin kerja sama
Rinda juga berharap simulasi pencegahan karhutla rutin digelar setiap tahun.
Pewarta: Tuyani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024