Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 67 sen menjadi 93,70 dolar AS per barel di perdagangan sore, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret turun 15 sen menjadi 106,33 dolar AS.
China pada Senin mengatakan produk domestik bruto-nya tumbuh 7,7 persen pada tahun lalu, sama seperti pada 2012 dan sejalan dengan perkiraan median dalam survei 14 ekonom oleh AFP. Angka itu juga melampaui target resmi pemerintah sebesar 7,5 persen.
Pertumbuhan kuartal Oktober-Desember juga pada posisi 7,7 persen, Biro Statistik Nasional (NBS) mengatakan, melambat dari 7,8 persen pada tiga bulan sebelumnya.
Kenny Kan, analis pasar di CMC Markets, mengatakan data China "dicatat sebagai gambaran suram bagi sektor energi."
Pemberi pinjaman Prancis Credit Agricole mengatakan perlambatan pada pertumbuhan triwulanan itu terlalu dibesar-besarkan "karena jumlah hari kerja yang lebih sedikit" daripada di tiga bulan sebelumnya.
China adalah konsumen energi terbesar di dunia dan kesehatan ekonominya diawasi ketat oleh para pedagang minyak.
Kan mengatakan harga minyak juga berada di bawah tekanan karena kekhawatiran kelebihan pasokan di Amerika Serikat.
Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al Naimi pada Minggu (19/1) mengatakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak peduli dengan ledakan produksi minyak serpih AS.
"Kerajaan ini menyambut sumber baru energi yang dapat membantu memenuhi permintaan dunia untuk energi yang terus meningkat dan membantu menstabilkan pasar minyak," kata Naimi seperti dikutip kantor berita resmi SPA.
Pada Oktober, produksi minyak di Amerika Serikat melampaui impor untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, terutama dibantu oleh produksi dari cadangan yang berbasis serpih yang baru disadap.
Kan mengatakan perdagangan diperkirakan akan tetap tipis karena pasar AS pada Senin ditutup untuk hari libur publik, demikian AFP melaporkan.
(SYS/A026/A011)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014