Beijing (ANTARA News) - Sebuah pengadilan di China pada Senin menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup terhadap seorang pria atas ulah meracuni pangsit beku yang terjadi lebih dari enam tahun lalu di pabrik tempat ia bekerja.
Pangsit beracun itu telah meracuni empat konsumen China dan sembilan konsumen Jepang, dan selanjutnya sempat membuat tegang hubungan antara kedua negara.
Pengadilan di Kota Shijiazhuang utara menyatakan Lu Yueting (39) bersalah karena telah menambahkan zat berbahaya pada makanan, seperti dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua.
Xinhua melaporkan, berdasarkan proses reka ulang di pengadilan, Lu yang bekerja di Pabrik Tanaman Pangan Tianyang berharap bisa "menarik perhatian manajer untuk menaikkan gajinya" dengan menyuntikkan insektisida ke dalam pangsit beku dengan jarum suntik.
Dia menyelinap ke gudang pendingin pabrik tersebut sebanyak tiga kali, yakni antara bulan Oktober dan Desember 2007, untuk menyuntikkan racun ke dalam pangsit-pangsit beku.
Polisi China menahan Lu pada Maret 2010. Lu mengakui kejahatannya dalam sebuah sidang yang dilaksanakan pada Juli 2013, dan meminta maaf kepada orang-orang yang telah ia buat sakit.
Putusan hukuman seumur hidup terhadap Lu itu disampaikan dalam pengadilan yang dihadiri para pejabat dari Kedutaan Besar Jepang di Beijing.
Setelah munculnya laporan kasus keracunan, badan pengawas keamanan dan kualitas makanan di China awalnya menuduh Jepang melakukan "sabotase" dengan mencemari pangsit-pangsit di pabrik makanan China itu.
Badan pengawas keamanan dan kualitas makanan China mengeluarkan pernyataan tentang "sabotase" oleh Jepang itu seiring dengan memburuknya hubungan antara kedua negara.
Ketegangan antara China dan Jepang berfokus pada sengketa atas gugusan pulau di Laut China Timur yang diklaim oleh kedua negara, dan ketegangan terus berlangsung setelah kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bulan lalu ke sebuah kuil kontroversial untuk korban perang.
Sementara itu, skandal keamanan pangan di China, seperti produk susu yang tercemar bahan kimia dan "minyak selokan" daur ulang yang digunakan untuk memasak, telah melanda perusahaan China dan merusak kepercayaan konsumen produk-produk China, baik di dalam maupun di luar negeri.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014