Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Surabaya akan melakukan evaluasi terhadap perijinan pertandingan sepakbola di Surabaya, terutama tim Persebaya, terkait aksi kerusuhan berbuntut anarkis yang dilakukan bonekmania, Senin petang.
Demikian ditegaskan Kapolwiltabes Surabaya Kombes Pol Drs Anang Iskandar kepada wartawan saat memantau langsung situasi di Stadion Tambaksari Surabaya beberapa saat setelah terjadinya aksi anarkis bonekmania.
"Apakah Persebaya nantinya akan dilarang atau tetap dizinkan menggelar pertandingan di Surabaya, masih akan dilakukan evaluasi lebih lanjut," katanya.
Dalam kerusuhan tersebut, ribuan bonekmania merusak sejumlah fasilitas stadion dan membakar tiga mobil yang parkir didepan stadion, serta merusak sejumlah mobil lainnya.
Puluhan suporter dan sedikitnya 13 personil keamanan dilaporkan mengalami luka-luka, beberapa diantaranya luka cukup serius di bagian kepala akibat terkena lemparan batu.
"Kejadian seperti ini sebenarnya tidak kita inginkan. Apalagi, aparat keamanan yang diterjunkan juga cukup maksimal sekitar 1.000 personil," kata Kapolwiltabes.
Anang Iskandar mengatakan pihaknya telah mengamankan sejumlah suporter yang diduga terlibat dalam kerusuhan dan perusakan tersebut.
Kapolwiltabes juga belum bisa memastikan dugaan adanya provokator dibalik kerusuhan terburuk yang terjadi sepanjang kompetisi sepakbola nasional tahun 2006 ini.
"Belum tahu, karena semuanya masih akan diselidiki dan ditangani lebih lanjut," tambahnya.
Secara terpisah, Ketua Umum Pengprov PSSI Jatim Haruna Soemitro menyesalkan aksi kerusuhan dan anarkis yang dilakukan suporter Persebaya, karena merusak citra sepakbola Jatim yang kini sudah terbangun dengan baik.
"Prestasi yang di tim Jatim sepanjang kompetisi musim ini, rusak dan tercoreng karena ulah suporter di Surabaya," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006