"Mata uang rupiah cenderung masih stabil meski dibayangi data ekonomi AS yang cenderung positif," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, membaiknya ekonomi Amerika Serikat membuat spekulasi bank sentral AS (the Fed) akan melanjutkan pengurangan stimulus keuangannya.
"Pelaku pasar lebih condong kepada ekspektasi the Fed yang akan mengurangi stimulus, dan itu dapat mendukung penguatan dolar AS," kata dia.
Ia mengatakan, indeks dolar AS juga masih berpotensi bertahan di area positif menyusul prospek melambatnya ekonomi China sehingga memicu permintaan mata uang dolar AS sebagai safe haven.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan data klaim pengangguran AS yang kembali menurun menunjukan ekonomi AS cenderung pulih sehingga mata uang rupiah rentan kembali terkoreksi.
Dari dalam negeri, lanjut dia, perkiraan inflasi pada tahun ini yang tinggi kembali membayangi pergerakan nilai tukar rupiah.
Meski demikian, Reza mengatakan, optimisme kenaikan cadangan devisa di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia diharapkan mampu menahan tekanan mata uang domestik lebih dalam.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014